Pengujianstabilitas ini harus dilakukan setiap produsen untuk menetapkan tanggal kadaluarsa produknya. Produsen tidak bisa menggunakan tanggal kadaluarsa makanan yang ditetapkan oleh pesaing (competitor). Bahan mentah, teknologi, dan proses yang digunakan oleh pesaing dapat dan kemungkinan besar akan sangat berbeda dari milik produsen. Referensi:
Sebagai upaya dalam memastikan keamanan suatu produk pangan, terdapat serangkaian pengujian untuk memastikan mutu produk sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dalam menjamin keamanan suatu produk pangan ini, peran laboratorium pangan menjadi sangat penting. Laboratorium melakukan pengujian berdasarkan regulasi atau standar yang ada, baik standar nasional maupun internasional. Hasil uji laboratorium digunakan oleh pihak yang memerlukan hasil uji dari pihak ketiga yang terpercaya, yang bebas dari konflik kepentingan. Sesuai Peraturan Pemerintah PP No. 28/2004 Pasal 45, BPOM berwenang melakukan pengawasan keamanan, mutu, dan gizi pangan dengan melakukan pengujian contoh pangan yang beredar. Pengujian sampel ini dilakukan di laboratorium BPOM yang telah terakreditasi dan dengan metode analisa yang telah tervalidasi. Hasil pengujian sampel rutin menjadi salah satu parameter status keamanan dan mutu pangan yang beredar di wilayah Indonesia. Lebih lengkapnya silakan baca di Foodreview Indonesia edisi Maret 2019 Savor the Flavor. Pembelian & Berlangganan hubungi kami langganan / 0251 8372 333 / WA 0811 1190 039 Penyaringanatau pemilihan ide produk. Pengembangan dan pengujian konsep. Menyusun strategi pemasaran. Melakukan analisis bisnis (business analysis). Mengembangkan dan menyempurnakan produk. Uji pemasaran (skala kecil). Memasarkan produk dalam skala besar (komersialisasi). Baca juga: 7 Tips Branding Produk Makanan Agar Dikenal Banyak OrangBagi seorang muslim status halal suatu produk non-pangan salah satunya kosmetik maupun obat-obatan sangat mutlak yang harus dipenuhi. Produk yang beredar dipasaran harus terbebas dari kandungan babi atau bahan lain yang menyebabkan produk tersebut tidak lagi halal. Metode Real Time Polymerase Chain Reaction RT-PCR yang dapat mendeteksi kandungan babi maupun alkohol untuk dapat memastikan kandungan tersebut terbebas dari cemaran babi. Dalam penelitian ini, telah dilakukan analisis kemungkinan adanya kandungan unsur babi dari ke empat produk non-pangan seperti kapsul, kuas roti, day cream dan sabun kecantikan yang dianalisis menggunakan ini dibagi menjadi dua tahap, tahap awal dilakukan ektraksi DNA dan tahap kedua dilakukan analisis RT-PCR. Didapatkan pada tahap awal ekstraksi DNA, hasil pengukuran dan kemurnian dengan nilai konsentrasi kapsul 2,9 ng/µI; kuas roti sebesar 3,4 ng/µI; day cream sebesar 2,4 ng/µI; dan sampel sabun kecantikan sebesar 2,2 ng/µI. Pada tahap kedua, secara keseluruhan dari ke empat produk yang dipilih secara acak sebagai objek penelitian produk kapsul terbebas dari kandungan babi, kecuali pada produk kuas roti sebesar 3,15%; day cream sebesar 3,52%; dan sabun kecantikan sebesar 124,83% positif tercemar kandungan babi. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Real Time-Polymerase Chain Reaction RT-PCR sebagai Alat Deteksi DNA Babi dalam Beberapa Produk Non-Pangan Widayat1,5*, Tri Winarni Agustini2,5, Meiny Suzery3,5, Ahmad Ni’matullah Al-Baarri4,5, Sylvia Rahmi Putri5 dan Kurdianto6 1Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2Departemen Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro 3Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro 4 Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro 5Pusat Kajian Halal UPT Laboratorium Terpadu, Universitas Diponegoro 6PT Sciencewerke Jl Palmerah Barat 25 Jakarta Barat DKI Jakarta Indonesia *Penulis Korespodensi widayat ABSTRAK Bagi seorang muslim status halal suatu produk non-pangan salah satunya kosmetik maupun obat-obatan sangat mutlak yang harus dipenuhi. Produk yang beredar dipasaran harus terbebas dari kandungan babi atau bahan lain yang menyebabkan produk tersebut tidak lagi halal. Metode Real Time Polymerase Chain Reaction RT-PCR yang dapat mendeteksi kandungan babi maupun alkohol untuk dapat memastikan kandungan tersebut terbebas dari cemaran babi. Dalam penelitian ini, telah dilakukan analisis kemungkinan adanya kandungan unsur babi dari ke empat produk non-pangan seperti kapsul, kuas roti, day cream dan sabun kecantikan yang dianalisis menggunakan RT-PCR. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, tahap awal dilakukan ektraksi DNA dan tahap kedua dilakukan analisis RT-PCR. Didapatkan pada tahap awal ekstraksi DNA, hasil pengukuran dan kemurnian dengan nilai konsentrasi kapsul 2,9 ng/µI; kuas roti sebesar 3,4 ng/µI; day cream sebesar 2,4 ng/µI; dan sampel sabun kecantikan sebesar 2,2 ng/µI. Pada tahap kedua, secara keseluruhan dari ke empat produk yang dipilih secara acak sebagai objek penelitian produk kapsul terbebas dari kandungan babi, kecuali pada produk kuas roti sebesar 3,15%; day cream sebesar 3,52%; dan sabun kecantikan sebesar 124,83% positif tercemar kandungan babi. Kata Kunci RT-PCR, DNA babi, non-pangan, halal ABSTRACT Real Time-Polymerase Chain Reaction RT-PCR as a Tool for Detecting Pig DNA in Non-Food Products. For a Muslim, the halal status of a non-food product is one of the most complete cosmetics or medicines that must be offered. Products that discuss the market must be free from reserves of pork or other ingredients that make the product no longer halal. The Real Time Polymerase Chain Reaction RT-PCR method that can calculate pig or alcohol reserves to fill these reserves is free from pig contamination. In this study, an analysis of the content of no pork Real Time-Polymerase Chain Reaction RT-PCR sebagai ...... Widayat, dkk from non-food products such as capsules, bread brushes, day creams and beauty soaps was analyzed using RT-PCR. This research was divided into two stages, the initial stage was carried out with DNA and the second stage was carried out RT-PCR analysis. Obtained in the early stages of DNA extraction, measurement results and purity with a capsule measurement value of ng / μI; bread brush of ng / μI; day cream of ng / μI; and beauty soap samples of ng / μI. At the second time, all four randomly selected products as the object of research on products were free from pig reserves, except for bread brush products of day cream at and beauty soap amounting to positive contaminated with pork content. Keywords RT-PCR, pig DNA, non-food, halal PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas beragama muslim dengan jumlah populasi sebesar 209,1 juta jiwa atau setara 87,2 % dari total penduduk menurut The Pew Forum on Religion Public Life. Tingginya jumlah penduduk muslim di Indoensia berpengaruh pada gaya hidup halal yang menjadi landasan dalam pemilihan produk. Sehingga pemerintah menerbitkan peraturan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal UUJPH yang dapat melindungi dalam pemilihan produk hingga ke tangan konsumen. Status halal sudah menjadi isu global, tak terkecuali pada produk non-pangan seperti obat-obatan hingga kosmetika. Produk non-pangan bukanlah sesuatu hal yang baru, kosmetik telah dikenal sejak zaman dahulu dan merupakan kebutuhan sekunder, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan pokok bagi setiap orang khususnya kaum wanita. Kosmetik merupakan produk yang berinteraksi langsung dengan tubuh melalui kulit, produk bisa saja mengandung zat yang bersifat najis dalam paradigma Islam, salah satunya bahan mentah yang terbuat dari unsur haram. Tidak hanya pada kosmetik, produk obat-obatan yang beredar dipasaran menurut data Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia LPPOM MUI menunjukkan bahwa saat ini obat yang telah beredar dan memiliki sertifikat halal berjumlah 30 ribu. Minimnya obat yang bersertifikasi halal menggambarkan bahwa kepedulian industri obat tidak mempedulikan persoalan halal-haram. Titik kritis haram yang harus diwaspadai terutama jika bahan dasar berasal dari babi atau bagian organ manusia, maka jenis produk tersebut dinyatakan haram. Berdasarkan QS; Al- Baqarah 173, penggunaan apapun berasal dari babi adalah haram. Fatwa MUI No. 2/MunasVI/MUI/2000, penggunaan produk yang mengandung atau berasal dari bagian organisme manusi hukumnya adalah haram, apabila berasal dari hewan yang bukan babi jika tidak sembelih secara Islam, maka dinyatakan haram. Dari faktor-faktor tersebut, peran analisis yang dapat menguji kandungan haram atau kontaminasi bahan diluar dari bahan aslinya sangat dibutuhkan. Upaya melakukan identifikasi telah dilakukan dengan berbagai metode, metode yang dianggap paling valid saat ini adalah metode PCR dengan berbagai variasinya. Polymerase Chain Reaction PCR merupakan salah satu teknik amplifikasi asam nukleat in vitro yang paling banyak dipelajari dan digunakan secara luas. PCR digunakan untuk menggandakan jumlah Real Time-Polymerase Chain Reaction RT-PCR sebagai ...... Widayat, dkk molekul DNA pada target tertentu dengan menganalisis molekul DNA baru yang berkomplemen dengan molekul DNA target melalui enzim dan oligonukleotida sebagai primer dalam suatu thermocycle. Panjang target DNA berkisar antara puluhan sampai ribuan nukleotida yang posisinya diapit sepasang primer. Primer yang berada sebelum daerah target disebut primer forward dan yang berada setelah daerah target disebut primer reverse. Enzim yang digunakan sebagai pencetak rangkaian molekul DNA yang baru dikenal disebut enzim polimerase. Proses PCR didahului dengan reverse transcriptase terhadap molekul mRNA sehingga diperoleh molekul complementary DNA cDNA. Molekul cDNA digunakan dalam proses PCR, pada tahap proses PCR digunakan sebagai pengamplifikasi RNA. Tahap ini dikenal sebagai proses RT-PCR. Salah satu jenis metode pendeteksi komponen babi dan turunannya bebrbasis DNA menggunakan RT-PCR, memiliki tingkat sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi dibandingkan dengan metode lainnya. Pengujian menggunakan RT-PCR telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya, seperti penelitian Balia 2014 mengidentifikasi pemalsuan bakso dengan daging babi dengan metode RT-PCR, Cai dkk 2012 mendeteksi dan menghitung jumlah kandungan babi dan gelatin sapi pada campuran gelatin menggunakan metode RT-PCR, Hasan Ibrahem Abdullah Amqizal dkk 2017 mengidentifikasi DNA babi dalam gelatin yang mengandung makanan olahan, dan Patihul Husni dkk 2017 mendeteksi kandungan babi dan alkohol dalam eksipien farmasi dan produk obat. Metode menggunakan RT-PCR pada pangan telah banyak dilakukan pada penelitian sebelumnya, minimnya penelitian mengenai deteksi DNA babi selain produk pangan sehingga perlu dilakukan pengembangan analisis. Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, dilakukan untuk mengetahui kandungan DNA babi pada produk non-pangan khususnya kosmetik dan obat-obatan yang beredar dipasaran menggunakan metode Real Time-Polymerase Chain Reaction RT-PCR. METODE Penelitian dilakukan di Pusat Kajian Halal Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, menggunakan sampel kosmetik yang beredar dipasaran dipilih secara acak, sampel terdiri dari kapsul, kuas roti, day cream, dan sabun kecantikan. Setiap perlakuan dilakukan 1 satu kali pengulangan menggunakan CFX96 Real-Time PCR system. Penelitian dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap awal dilakukan ekstraksi DNA dan tahap selanjutnya dilakukan analisis RT-PCR. Sebelum memasuki tahap awal dilakukan pre-running, sampel dilakukan pemotongan menjadi bagian terkecil, diekstraksi dengan menggunakan Progenus EasyFast Extraction for Pharmaceutical PRODUCTS I Cat. ExtrPharma1, dari hasil tersebut DNA dianalisis menggunakan NanoDrop 2000/2000c Spectrophotomerters hasil ekstraksi DNA dideteksi menggunakan Progenus EasyFast Pig/Suidae Detection & Quantification Kit, dan dianalisis menggunakan CFX96 Real-Time PCR System. Tahap awal ekstraksi DNA bertujuan untuk mendapatkan larutan DNA yang dapat digunakan sebagai analisis RT-PCR. Dimana sampel ditambah buffer dengan suhu 65oC selama 10 menit, ditambah precipitation buffer dalam es selama 5 menit, sentrifuge selama 2 menit dengan kecepatan rpm, ditambah bindding buffer lalu sentrifugasi selama 1 menit dengan kecepatan rpm, ditambah washing buffer 1 dengan kecepatan Real Time-Polymerase Chain Reaction RT-PCR sebagai ...... Widayat, dkk rpm, menghangatkan elution buffer pada suhu 65oC, inkubasi pada suhu 65oC dengan kecepatan rpm. Tahap kedua, setelah didapatkan larutan DNA selanjutnya dilakukan analisis RT-PCR menggunakan larutan MIX, DNAse free water kontrol negatif, larutan EPC larutan positif dengan suhu pada tahap inisial denaturasi dan denaturasi sebesar 95oC serta pada tahap annealing-ekstensi FAM&VIC dengan suhu sebesar 60oC dengan pengulangan sebanyak 40 siklus. Kalkulasi % DNA babi pada sempel bersifat semi kuantitatif dengan menggunakan nilai Ct cycle threshold dengan rumus sebagai berikut Dimana hasil running qPCR dinyatakan valid apabila nilai Ct pig pada kontrol negatif diatas 38 dan nilai Ct pig pada kontrol positif yaitu ±30. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis ekstraksi DNA Hasil ekstraksi DNA menggunakan Progenus EasyFast Extraction for Pharmaceutical Products I dapat dilihat pada tabel 1, berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi DNA pada keempat sampel didapatkan hasil ekstraksi DNA dengan nilai konsentrasi antara 2,2 – 3,4 ng/µI. Tabel 1. Hasil pengukuran konsentrasi dan kemurnian sampel DNA Hasil pengukuran kemurnian DNA berdasarkan pada rasio A260/280 berkisar antara 1,52-4,60 sedangkan ratio A260/230 berkisar antara 0,38-1,95. Standar nilai rasio A260/280 yang baik untuk DNA berkisar antara 1,8-2,0. Didapatkan sampel kapsul dan sabun kecantikan memiliki nilai kisaran di luar batas normal, hal ini dapat diakibatkan oleh terbawanya reagen seperti fenol, alkohol, dan kloroform pada saat ekstraksi ke dalam larutan DNA. Faktor lainnya disebabkan keberadaan protein, RNA, dan pengotor lainnya yang berasal dari sampel pada akhir larutan DNA yang dapat mempengaruhi kualitas kemurnian dari DNA. Nilai pengukuran rasio A260/230 berkisar antara 0,38-1,95; berdasarkan standar nilai rasio A260/230 berkisar antara 2,0-2,2. Berdasarkan hasil pengukuran nilai rasio, sampel yang berada di bawah standar terdapat pada ke empat sampel uji. Hal ini dapat diakibatkan terbawanya residu fenol pada saat ekstraksi atau residu guanidine pada membran kolom. Pada beberapa kasus, nilai rasio A260/230 di bawah standar tidak mempengaruhi terhadap analisis qPCR, sehingga sampel dapat digunakan untuk analisis lanjutan pada qPCR. Analisis Real-Time PCR Hasil amplifikasi qPCR dapat dilihat pada Tabel 2, dimana sampel dilakukan tanpa pengulangan disertai dengan kontrol positif dan kontrol negatif. Hasil menunjukkan bahwa sampel secara acak yang dijual dipasaran didapatkan kuas roti, Presentase DNA babi % = 2Ct vertebrate – Ct pig x 100 Real Time-Polymerase Chain Reaction RT-PCR sebagai ...... Widayat, dkk day cream dan sabun kecantikan yang di uji positif tercemar DNA babi, kecuali pada sampel kapsul tidak terdapat cemaran DNA babi. Tabel 2. Hasil sampel menggunakan EasyFast Pig/Suidae detection & quantification kit Keterangan FAM merupakan DNA babi VIC merupakan DNA Vetebrata Kontrol positif dan negatif menunjukkan hasil yang valid sesuai dengan rekomendasi kit, yaitu Cq FAM dan VIC ±30 untuk kontrol positif dan Cq FAM dan VIC>38 pada kontrol negatif. Berdasarkan hasil amplifikasi yang ditunjukkan pada tabel 2, sampel yang memiliki cemaran DNA babi terbesar pada sampel day cream dengan nilai Cq FAM sebesar 38,23. Sampel dengan hasil cemaran DNA babi terendah didapatkan pada kuas roti dengan nilai Cq FAM sebesar 34,60. Kurva amplifikasi pada sampel kuas roti, day cream, dan sabun kecantikan yang tercemar DNA babi dapat dilihat pada Gambar 1,2, dan 3. Gambar 1. Kurva kuas roti untuk target DNA babi dan vetebrata Real Time-Polymerase Chain Reaction RT-PCR sebagai ...... Widayat, dkk Gambar 2. Kurva day cream untuk target DNA babi dan vertebrata Gambar 3. Kurva sabun kecantikan untuk target DNA babi dan vertebrata Gambar 1, 2, dan 3 menunjukkan sampel kuas roti, day cream, dan sabun kecantikan pada target DNA babi FAM yang ditunjukkan pada grafik biru menunjukkan hasil yang baik dan terjadi peningkatan dari hasil kontrol, begitu sebaliknya pada target DNA vetebrata ditunjukkan pada grafik hijau. Berdasarkan hasil di atas menunjukkan bahwa data hasil pengujian pada nilai Ct Pig dan vetebrata pada kontrol negtif diatas 38 dan kontrol positif ±30. Sampel yang terdeteksi mengandung DNA babi memiliki kadar yang berbeda-beda, sehigga sampel dapat dihitung menggunakan rumus kalkulasi Real Time-Polymerase Chain Reaction RT-PCR sebagai ...... Widayat, dkk persentase DNA babi, didapatkan kandungan persentase yang dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Persentase DNA babi pada sampel uji yang positif tercemar *Catatan Nilai cut-off threshold FAM dan VIC yang digunakan adalah 150 RFU KESIMPULAN Real Time Polymerase Chain Reaction atau RT-PCR telah menjadi metode pengujian utama yang memiliki sensitivitas dan spesifitas yang tinggi, serta dapat mendeteksi sampel dalam jumlah yang banyak dan waktu yang singkat. Hasil tersebut dapat dilihat dari semua sampel yang diuji ekstrasi DNA babi didapatkan hasil konsentrasi berkisar antara 2,2-3,4 ng/µI. Dari hasil analisis RT-PCR dapat disimpulkan bahwa bahan baku yang dianalisis berupa kuas roti, day cream, dan sabun kecantikan mengandung bahan babi dengan persentase cemaran DNA babi sebesar 3,15-124,83%. DAFTAR PUSTAKA Katadata, 2016, Indonesia, Negara berpenduduk muslim terbesar dunia, Http// diakses pada tanggal 15 April 2019. Undang-Undang No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal Lembaga Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 295 dan Tambahan Lembaga Republik Indonesia Nomor 5604. Susanto, E., Wardoyo, 2014, Pengaruh substitusi daging babi terhadap karakteristik asam lemak sosis, Jurnal Ternak, Vol. 5, No. 02. Husni, P., Putriana, Wicaksono, 2017, Metode Deteksi Kandungan Babi dan Alkohol dalam Eksipien Farmasi dan Produk Obat untuk Menjamin Kehalalan Sediaan Obat, Majalah Farmasetika, Vol. 2 No. 1. Keputusan Fatwa Musyawarah Nasional VI Majelis Ulama Indonesia Nomor 2/MUNAS VI/MUI/2000 Tentang Penggunaan Organ Tubuh, Ari-ari, Air Seni Manusia Bagi Kepentingan Obat-obatan dan kosmetika. 266-269. Yusuf, 2010, Polymerase Chain Reaction PCR, Saintek Vol. 5 No. 6. Hewajuli, NLPI, D., 2014, Perkembangan teknologi Reverse Transcriptase Chain Reaction dalam Mengidentifikasi Genom Avian Influenza dan Newcastle Diseases, Balai Besar Penelitian Veteriner. Fadhlurrahman, Wardani, Widyastuti, E., 2015, Deteksi gelatin babi pada soft candy menggunakan metode PCR-RFLP sebagai salah satu pembuktian kehalalan pangan. Jurnal Teknologi Pangan Vol. 16 No. 2, pp. 81-88. Balia, Suryaningsih, L., dan Putranto, 2014, Pengujian pemalsuan bakso dengan daging babi melalui pendekatan ensimatis dan molekuler pada UKM di kawasan pendidikan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Dharmakarya Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat, Vol. 3 No. 2, pp. 70-72. Real Time-Polymerase Chain Reaction RT-PCR sebagai ...... Widayat, dkk Cai, H., Gung, X., Scnalan, Ramatlapeng, dan Lively 2012, Real Time-PCR Assays for Detection and Quantitation of Porcine and Bovine DNA in Gelatin Mixtures in Gelatin Capsule. Journal of food composition an analysis, 25 83-87. Amqizal, Al-Kahtani, Ismail Hayat, K., dan Jaswir, I., 2017, Identification and verification of porcine DNA in comercial gelatin and gelatin containing processed foods, Elsevier Food control Vol 78 297-303. ... Cp adalah fraksi jumlah siklus dimana tingkat amplifikasi yang tercermin dari adanya flouresensi mencapai threshold ambang. Tingkat ambang flouresensi diatur pada posisi yang sama untuk semua reaksi yang sedang diamati [12]. Pada tabel menunujukkan bahwa nilai CT pada semua sampel Suplemen yang ada diambil dari Instalasi Farmasi RS Krakatau Medika mendekati nilai CT kontrol negatif 28,89 dan sangat jauh dengan nilai kontrol positif 16,42. ...... Kelebihan dari metode ini diantaranya adalah dapat digunakan untuk melacak kandungan DNA babi pada suatu pruduk makanan maupun obat-obatan yang belum layak memiliki kategori halal. Hal tersebut sejalan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widayat DKK; 2009 yang menyatakan bahwa terdapat persentase cemaran DNA babi sebesar 3,15-124,83 % pada produk makanan yang dideteksi dengan metode Real time PCR [12]. ...Firman RezaldiAlfi HardianHadi SusiloSumarlin USIndonesia is a country where the majority of the population is seasonal, so the halalness of a product is very important. Supplements are one of the products that are widely circulated in Indonesia, so they must provide halal guarantees for these products as evidenced by the existence of a halal label. In its circulation, supplements are still found without a halal label, so an authentication is needed to prove the halalness of the product. This study was conducted to prove the halalness of supplement products without halal labels by taking five samples randomly from the Pharmacy Installation of Krakatau Medika Hospital which were analyzed by the Real Time PCR method. The DNA of the five supplement samples was isolated using a Commercial Kit and the isolated DNA was amplified by Real Time PCR for 30 cycles. From the results of the Real Time PCR analysis, it was found that no pork DNA contaminants were found in the five supplement samples analyzed Keywords Supplement, Realtime PCR, Pig DNA, Halal... After the isolation, it was continued with DNA-based detection using the PCR Polymerase Chain Reaction method. It is necessary to carry out DNA-based detection with PCR Polymerase Chain Reaction to double the number of DNA molecules on specific targets by analyzing new DNA molecules complementary to target DNA molecules through enzymes and oligonucleotides primers in a thermocycler Widayat et al., 2019. One of the detection methods often used to test pig components and their derivatives in a product is a DNA-based detection method, namely the PCR Polymerase Chain Reaction method Adzakiyyi et al., 2020. ...... Measurements with the NanoDrop Spectrophotometer using different extraction methods resulted in different DNA purity and some even did not produce DNA purity. Studies Aviani et al., 2017;Munir et al., 2021;Widayat et al., 2019;Zabidi et al., 2020, resulted in DNA purity values. While in the study Ishak & Mutalib, 2018;Kim et al., 2018;S Abd-Gani et al., 2019, there was no DNA purity value. ...Collagen is one of the components used for cosmetics. Functionally, collagen is derived from pig fat, which functions as a skin conditioning agent Emollient, emulsion stabilizer Emulsifier, and as ingredient to increase the viscosity of cosmetic preparations. The method that can detect pig content is the PCR method, which can confirm the presence of DNA content in pigs. In this study, an analysis of cosmetic products containing porcine DNA was carried out using the PCR method. This research was divided into two stages the initial stage was DNA extraction, and the second stage was PCR analysis. This research is a study through literature study using the narrative review technique. This study aimed to collect information and examine the analysis method of identifying pig DNA contained in cosmetics to obtain the right and accurate way through a literature approach. From the literature study results, it can be concluded that the best extraction method for the isolation of porcine DNA in cosmetic preparations is the extraction method with the Boom Method, while the DNA analysis used to identify porcine DNA in cosmetics is RT-PCR Real-time Polymerase Chain Reaction. Conventional PCR is because both methods have their respective advantages. The RT-PCR Real-time Polymerase Chain Reaction method can amplify and quantify the number of target DNA molecules. The Conventional PCR Method can form DNA bands based on the amplification value.... Real-time PCR qPCR as a DNA-based detection has been widely used to detect porcine. This method is able to detect at the level of the raw material to the end product Rachmawati et al., 2018;Raharjo et al., 2019;Widayat et al., 2019. The advantage of this method is high level of accuracy and sensitivity to detect and quantify target in samples. ...... J. Kim & Kim, 2019;Y. S. Kim et al., 2018;Mohamad et al., 2018;Mustaqimah et al., 2021;Septiani, 2021;Sudjadi et al., 2016;Tan et al., 2020;Tanabe et al., 2007;Widayat et al., 2019. Currently, primer Cytochrome oxidase I co1 and Cytochrome B cyb gene located in mtDNA region is popular for porcine-specific detection. ...Abstract Actin genes are genes that are common in organisms, and their expression is constitutive. These genes are used for gene normalization and internal control of DNA extraction, but the actin gene is not widely used for halal certification tests. Bioinformatic studies help to analyze the experiment through in silico more deeply before the experiment is carried out in laboratory, making it more efficient and time effective. uMelt is an analysis to predict the melting curve of target amplification in real-time PCR. Real-time PCR has been widely used for screening and detection of pork content in a product. This research aimed to explore actin gene as a candidate for testing pork using qPCR. The study was carried out in two main stages, namely alignment of the DNA sequence and analysis of the melting curve using the uMelt approach. The results showed a set of actin genes containing conserved regions that can be used as degenerate primers with different family-type coverages. Melting curve prediction with uMelt shows differences in tm peaks so as the types of samples can be easily identified. The use of bioinformatic applications such as uMelt helps in the simulation of predicting the melting curve to increase the precision of the analysis.... Probe mempunyai kelebihan seperti multiplek target dalam satu sumur, konsumsi waktu yang cepat, dan sensitivitas tinggi Kim & Kim, 2019. Probe qPCR telah berhasil digunakan untuk mendeteksi cemaran DNA babi di produk pangan, seperti roti, bakso, dan permen, serta produk nonpangan, seperti kuas roti, pelembap, sabun, kosmetik, dan kapsul Kim & Kim, 2019;Kim et al., 2018;Mohamad et al., 2018;Mustaqimah et al., 2021;Septiani, 2021;Sudjadi et al., 2016;Tan et al., 2020;Tanabe et al., 2007;Widayat et al., 2019. ...Abstrak Metode pengujian cemaran babi menjadi faktor penting dalam sertifikasi produk halal. Metode yang cepat dan robust diperlukan untuk deteksi dan kuantifikasi cemaran babi. Metode Real-time PCR atau dikenal dengan istilah quantitative PCR qPCR merupakan metode alternatif untuk deteksi dan kuantifikasi cemaran babi berdasarkan residu keberadaan DNAnya pada sampel olahan pangan. Metode ekstraksi DNA dan kit amplifikasi yang tahan terhadap inhibitor menjadi kunci keberhasilan penggunaan qPCR untuk pendeteksian dan kuantifikasi cemaran babi. Pendeteksian cemaran DNA dengan probe qPCR digunakan karena mempunyai kelebihan tahan terhadap inhibitor, cepat, spesifik, dan multipel target. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi dan menguantifikasi cemaran DNA babi menggunakan metode ekstraksi DNA secara cepat dan qPCR. Tahapan penelitian ini adalah ekstraksi DNA, amplifikasi, deteksi, dan kuantifikasi DNA babi. Sampel berasal dari produk olahan pangan, seperti bakso, sosis, daging burger, siomay, kuah daging, dan daging isi roti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat cemaran babi pada sampel bakso, daging burger, dan kuah bakso. Hasil yang didapatkan menunjukkan bakso memiliki persentase kontaminasi sejumlah 25%, sedangkan kuah daging sejumlah 12,5%. Hasil penelitian ini dapat direkomendasikan untuk laboratorium penguji makanan sebagai metode deteksi cemaran babi dalam produk pangan secara cepat dan akurat. Abstract Pork contamination testing method is an important factor in halal product certification. A fast and robust method is needed for the detection and quantification of pig contamination. Real-time PCR method or commonly known as quantitative PCR qPCR is an alternative method for the detection and quantification of pork contamination based on the pig's DNA residual presence in processed food samples. DNA extraction method and inhibitor-resistant amplification kit are the keys of successful qPCR implementation for the detection and quantification of pig contamination. Detection of DNA contamination with qPCR probe is used because it has some advantages, such as resistant to inhibitors, fast, specific, and multiple targets. This research aimed to detect and quantify pig's DNA contamination using rapid DNA extraction method and qPCR. The stages of this research were pig's DNA extraction, amplification, detection, and quantification. The samples taken from processed food products, such as meatballs, sausage, burgers' meat, dumplings, meat broth, and meat filled in the bread. The results showed that there was pork contamination in the samples of meatballs, burgers' meat, and meat broth. The results showed that the meatballs had a contamination percentage of 25%, while the meat broth had a contamination percentage of The results of this study can be a recommendation for food testing laboratories as a method of detecting the pork contamination in food products quickly and accurately.... Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, diperoleh bahwa Larik sensor yang dikembangkan mampu membedakan secara tegas kelompok sampel parfum yang tidak mengandung alkohol dengan kelompok yang mengandung alkohol. Penelitian ini memanfaatan teknologi berupa sensor untuk mendeteksi keberadaan kandungan alkohol pada suatu benda, sehingga dimungkinkan pula pengembangan suatu alat untuk mendeteksi najis serupa dengan alkohol yang terdapat pada suatu benda yang digunakan, tempat ibadah dan alat ibadah Handoyo, 2017 Widayat et al., 2019. ...Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan najis mutawassithoh dan mukhoffafah sebagai suatu studi awal pengembangan inovasi berupa desain alat deteksi najis yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi keberadaan najis yang melekat pada tubuh, pakaian, tempat/alat ibadah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode framing dan studi literatur. Penelitian ini dimulai dari kegiatan penetapan sampel. Total sampel ditentukan yakni air seni bayi laki-laki yang belum diberi makan apa-apa selain ASI dan air seni orang dewasa. Selanjutnya data akan dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada urine kategori mutawassithoh dan mukhoffafah dari segi koefisien serapan liniernya, kandungan amonia dan persentase bakteri. Mendeteksi najis dapat menggunakan sensor fisika dan sensor kimia. Sensor fisika mendeteksi suatu besaran berdasarkan hukum-hukum fisika, yaitu seperti sensor cahaya, suara, gaya, kecepatan, percepatan, maupun sensor suhu. Sensor kimia mendeteksi jumlah zat kimia dengan jalan mengubah besaran kimia menjadi besaran listrik yang melibatkan beberapa reaksi kimia, seperti misalnya pada sensor pH, sensor oksigen, sensor ledakan, serta sensor FAHRIZA HARVIANTONI WAYAN SRI SUTARII WAYAN DANA ATMAJAIdentification of Fungi in Kitchen Waste Liquid Organic Fertilizer LOF in Sanur Kauh Village. Decomposed kitchen waste contains certain microorganisms, one of which is fungus. Fungi are one of the microorganisms that are widespread in soil and water and have the potential in the process of decomposition of organic matter. The research objective was to determine the composition of kitchen waste and obtain fungi species from LOF of kitchen waste in Sanur Kauh Village. The research was conducted from September to December 2020. Sampling was conducted in Sanur Kauh Village, South Denpasar District. Furthermore, LOF making and analysis was carried out at the Laboratory of Soil and Environmental Sciences, Faculty of Agriculture, Udayana University and at the Indonesian Genetika Science Laboratory, Tangerang. The method used is a descriptive analysis experiment, which consists of field exploration, laboratory analysis and molecular identification. The results showed that the most dominant percentage of LOF from kitchen waste composition was fruit at followed by vegetables at rice at egg shells, bones and meat at and the remaining side dishes of The results of molecular identification of fungal species on LOF fermentation of kitchen waste isolates LDA 2 and LDB 2 were similar to Pichia kudriavzevii strain CBS5174 chromosome 2 and Pichia kudriavzevii culture CBS 5147 produk seperti obat, makanan, dan kosmetika khususnya kolagen dapat berpotensi mengandung turunan babi sehingga diperlukan adanya analisis kehalalan. . Polymerase Chain Reaction PCR merupakan metode yang dapat digunakan untuk melakukan analisis sampel secara molekuler. Tujuan dari penelitian ini adalah mendesain kandidat primer dari gen 12S rRNA babi secara in silico. . Metode yang digunakan adalah penelusuran data gen 12S rRNA melalui situs National Center for Biotechnology Information NCBI, kemudian sekuen gen 12S rRNA dianalisis menggunakan server web Integrated DNA Technologies IDT dan untuk dilakukan pemilihan kandidat primer terbaik. Kandidat primer terpilih kemudian diidentifikasi menggunakan server web SnapGene Viewer untuk mengamati kemampuan penempelan kandidat primer pada sekuen target. Pada tahap terakhir dilakukan evaluasi kandidat primer menggunakan server web OligoAnalyzer™ Tool agar diperoleh pasangan kandidat primer terbaik yang memenuhi kriteria primer yang baik. Kandidat primer yang terbaik adalah primer forward rRNA-5 5’ GTACTACTCGCAACTGCCTAAA 3’ dan primer reverse rRNA-6 5’GCAAGGGTTGGTAAGGTCTATC 3’ karena memenuhi persyaratan primer ideal. . Dengan demikian, kandidat primer tersebut dapat digunakan untuk karakterisasi sampel secara in vitro menggunakan teknik WİYAHAgy PRANATA Hubban NasutionIsmail HUTASOİTObjectives This study aimed to identify porcine DNA in prosthodontic materials using Real-Time PCR. Materials and methods Eighteen prosthodontic materials three irreversible hydrocolloids, three elastomers, three denture adhesives, three soft denture linings, three temporary crowns, and three denture bases materials were used as the samples. It was conducted in two stages. First, extraction of dental material’s DNA and the second was Real-Time PCR analysis based on amplification curve and Ct score in yellow and green channel. Results The sample analysis based on green channel demonstrated that all materials did not contain porcine DNA, however, 11 of 18 samples DA-01, DA-02, DA-03, SDL-02, DB-01, DB-02, TC-03, IH-02, EM-01, EM-02, and EM-03 contained vertebrate DNA. Conclusions All prosthodontic materials tested were not containing porcine. The halal statues of the materials were still seorang muslim, status halal suatu produk obat dan eksipien yang digunakan adalah hal mutlak harus dipenuhi. Produk obat halal tersebut harus bebas dari kandungan babi dan alkohol baik dari bahan dasarnya maupun proses pembuatannya. Pentingnya metode untuk mendeteksi kandungan babi dan alkohol untuk memastikan suatu produk obat bebas dari kandungan babi dan alkohol menjadi latar belakang review artikel ini. Metode review artikel ini adalah mengumpulkan literatur yang berkaitan dengan metode deteksi kandungan babi dan alkohol/etanol dan membuat ringkasan dari literatur-literatur tersebut. Hasil review menunjukkan bahwa metode deteksi yang dapat digunakan yaitu metode analisis PDK Pork Detection Kit untuk mendeteksi protein babi, metode PCR Polymerase Chain Reaction untuk mendeteksi DNA babi dan metode GC Gas Chromatography atau HPLC High Performance Liquid Chromatography untuk mendeteksi residu alkohol/ Kunci Halal, Babi, Alkohol, Eksipien Farmasi, Produk ObatGelatin, derived from bovine and porcine sources, has been used in many foods and pharmaceutical products. To ensure the compliance of food products with halal regulations, the reliable analytical methods are very much required. In this study, polymerase chain reaction PCR assay using species-specific primers was performed to evaluate the halal authenticity of commercial pure gelatin and gelatin-containing processed food products. Based on the specificity and cross-reactivity results of the seven species-specific primers by conventional PCR, the porcine species primer No. 2 was selected and it was able to detect species DNA in 12 out of 36 processed foods. The cloning, sequencing, and blasting at NCBI confirmed the presence of pork DNA in 5 out of 12 porcine DNA positive food samples. The maximum identity homology with pork sequence available in NCBI Gene Bank for the five samples ranged from 87% to 97% and the Query Cover ranged from 94% to 100%. The real-time PCR assay detected more positive samples 27 positive amplifications compared to 12 positive samples with conventional PCR using porcine specific primer No. 2. PCR using species specific primers is a very useful and effective technique for halal authenticity of gelatin and gelatin-containing food products. Hui CaiXuelin GuMary S. ScanlanChris R. LivelyDetection and quantitation of material from porcine and bovine species in gelatin and gelatin capsules is required for health safety concerns and for some religious practices. In this study, two species-specific qPCR assays were developed based upon repetitive elements. They allowed sensitive detection of porcine and bovine DNA at as low as 1 pg/mL. The lack of cross-reactivity when the sets were used to amplify DNA from the other species indicates high specificity of the assay. When binary gelatin blends containing various amounts of porcine and bovine gelatin were prepared and analyzed by the qPCR assays, the determined ratios of porcine material to bovine material were very close to their theoretical values, and a contamination level as low as 1% of the other species in the gelatin blends could be determined. When evaluated in gelatin capsules, although significantly less DNA was detected, determination of porcine and bovine species identities and estimation of the relative abundance of each species was possible. Therefore, the porcine and bovine species-specific qPCR assays described here represent simple, reliable and sensitive DNA-based tests for determination and quantitation of the species of origin from highly processed Two species-specific qPCR assays were developed based upon repetitive elements of the porcine and bovine genomes. ► The assays allowed sensitive detection of porcine and bovine DNA at levels as low as 1 pg/mL. ► Species determination and quantitation were evaluated using binary gelatin blends that contain various amounts of porcine and bovine gelatin. ► Species determination and quantitation were further evaluated in gelatin substitusi daging babi terhadap karakteristik asam lemak sosisE SusantoWardoyoSusanto, E., Wardoyo, 2014, Pengaruh substitusi daging babi terhadap karakteristik asam lemak sosis, Jurnal Ternak, Vol. 5, No. teknologi Reverse Transcriptase Chain Reaction dalam Mengidentifikasi Genom Avian Influenza dan Newcastle Diseases, Balai Besar Penelitian VeterinerD A HewajuliD NlpiHewajuli, NLPI, D., 2014, Perkembangan teknologi Reverse Transcriptase Chain Reaction dalam Mengidentifikasi Genom Avian Influenza dan Newcastle Diseases, Balai Besar Penelitian gelatin babi pada soft candy menggunakan metode PCR-RFLP sebagai salah satu pembuktian kehalalan panganWardani FadhlurrahmanA K WidyastutiFadhlurrahman, Wardani, Widyastuti, E., 2015, Deteksi gelatin babi pada soft candy menggunakan metode PCR-RFLP sebagai salah satu pembuktian kehalalan pangan. Jurnal Teknologi Pangan Vol. 16 No. 2, pp. pemalsuan bakso dengan daging babi melalui pendekatan ensimatis dan molekuler pada UKM di kawasan pendidikan Jatinangor Kabupaten SumedangR L BaliaL SuryaningsihW S Dan PutrantoBalia, Suryaningsih, L., dan Putranto, 2014, Pengujian pemalsuan bakso dengan daging babi melalui pendekatan ensimatis dan molekuler pada UKM di kawasan pendidikan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Dharmakarya Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat, Vol. 3 No. 2, pp. 70-72.
Penentuanumur simpansuatu produk bisa dilakukan dengan berbagai metode pengujian. Perubahan mutu suatu produk bisa diukur dari perubahan secara fisik, kimia maupun dari tingkat penerimaan secara sensori. Nilai perubahan ini dikorelasikan dengan faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik produk yang memungkinkan terjadinya penurunan mutu.Pengujian sampel, petugas laboratorium, adalah ibarat jantung dalam tubuh atau dapur dalam suatu rumah. Oleh karenanya, peranan pengujian ini dalam dalam mendukung pengawasan obat dan makanan di Indonesia adalah vital, tidak dapat dianggap sebelah zaman dan teknologi ternyata telah memberikan dampak positif terhadap perkembangan produksi obat dan makanan yang sangat pesat di dunia. Oleh sebab itu, peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia SDM menjadi tantangan nomor wahid. Ditemukan dan diproduksinya berbagai macam bahan tambahan pangan baik sintesis maupun alami, berbagai teknik sterilisasi makanan, aplikasi bioteknologi seperti teknologi modifikasi organisme berbasis molekular, dan lain sebagainya menyebabkan pentingnya seorang penguji laboratorium untuk meningkatkan kompetensinya terkait produk-produk dalam ruang lingkup pengujian mereka. Hal ini penting untuk dapat mengetahui potensi ketidakamanan suatu produk yang dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang termasuk proses produksinya, yang kemudian akan menentukan arah pengembangan metode pengujian yang diperlukan untuk mendeteksi tingkat ketidakamanan tersebut dan/atau potensi pemalsuan suatu produk. Tentu saja pengembangan metode pengujian tersebut harus jalan beriringan dengan standar keamanan yang dipersyaratkan untuk suatu produk. “Melompat” atau Jalan di TempatPenguji laboratorium harus berupaya “melompat” untuk mengejar ketinggalan atau update dengan perkembangan terkini di negara-negara maju. Jika pada metode tertentu tidak tersedia metode Internasional dan nasional yang sesuai, maka penguji harus mencari atau memodifikasi metode yang cocok untuk dikembangkan di laboratorium. Untuk produk tertentu, harmonisasi metode sangat diperlukan untuk mencegah perbedaan hasil antar laboratorium. Berbagai perkembangan teknologi diyakini mampu mengatasi permasalahan pangan dan kesehatan di dunia. Berdasarkan Prianto et al. 2017, ketidakseimbangan jumlah penduduk di dunia dan ketersediaan pangan memicu dikembangkannya Genetically Modified Organism GMO. Herawati 2016 dalam tulisannya menyebutkan bahwa semakin bervariasinya penyakit pada masyarakat modern, memunculkan pengembangan produk biofarmasi berupa rekombinan protein terapetik, antibodi dan hormon menggunakan sel-sel hidup dengan memanfaatkan teknologi DNA rekombinan. Sejalan dengan perkembangan produk biofarmasi, penelitian terhadap aplikasi stem cell untuk berbagai terapi pengobatan penyakit, salah satunya seperti yang dilaporkan Zakrzewski et al. 2019, atau teknik pengeditan genom berbasis molekuler yang ditemukan hampir sepuluh tahun lalu digadang-gadang sangat berpotensi untuk diterapkan dalam bidang pertanian produksi GMO, farmasi dan pengobatan seperti pada pengobatan cancer, infeksi virus hingga mengatasi masalah mikroorganisme yang resisten terhadap antibiotik, seperti yang dilaporkan oleh Li et al. 2020 dan Gholizadeh et al. 2020. Teknik pengeditan genom bahkan diklaim mampu diaplikasikan untuk memodifikasi calon bayi yang ingin dilahirkan seperti ingin bermata birukah, ingin berhidung mancungkah atau menghilangkan berbagai penyakit keturunan yang tentu saja telah memunculkan banyak kontra karena melanggar etika dan hak asasi calon bayi tersebut, walau tidak sedikit pula yang mendukung. Penelitian aplikasi bioteknologi tersebut sudah banyak sekali dilakukan, beberapa juga sudah beredar dan selebihnya mungkin hanya menunggu waktu yang tepat untuk meluncur kehadapan publik. Beberapa contoh tersebut memang berbau klinis, namun siapapun yang akan mengawasi keamanannya haruslah mulai bersiap-siap. Peningkatan Kapasitas LaboratoriumSetelah dikuasainya ilmu, peningkatan kapasitas laboratorium seperti pemenuhan kebutuhan alat, pereaksi dan baku pembanding menjadi tantangan selanjutnya. Penentuan spesifikasi alat akan bergantung pada pengetahuan yang dimiliki oleh user, dalam hal ini penguji. Namun, beberapa masalah klasik seperti tersedia atau tidaknya anggaran dan proses pengadaan barang atau jasa sedikit banyak juga akan mempengaruhi. Perencanaan yang baik merupakan kunci mengatasi kedua masalah klasik alat, pereaksi dan baku pembanding untuk mengakomodir pengujian semua jenis produk yang beredar akan berimbas pada membengkaknya anggaran negara yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kapasitas laboratorium harus ditingkatkan se-efektif dan se-efisien mungkin tanpa harus mengurangi kualitas dan kuantitas pengawasan obat dan makanan di Indonesia. Untuk Instansi pemerintah yang memiliki banyak cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, regionalisasi laboratorium mungkin menjadi pilihan yang paling tepat seperti yang akan dilaksanakan oleh BPOM. Balai Besar atau Balai POM dan Loka akan dikelompokkan dalam beberapa grup yang masing-masing kelompok akan bertanggung jawab atas beberapa ruang lingkup pengujian tertentu atau berbeda, sehingga mereka tidak harus membeli alat atau menguji produk yang sama dan dapat saling melengkapi satu sama lain. Indonesia dengan bentuk negara kepulauannya akan menjadi tantangan tersendiri. Metode sampling dan pengiriman sampel yang tepat serta sistem pelaporan yang mumpuni tentu harus disiapkan. Secara umum, semua masalah tersebut mungkin terjadi pada seluruh laboratorium pengujian yang ada di Indonesia, yang membedakannya mungkin hanya ruang lingkup pengujiaannya saja. Oleh sebab itu, meningkatkan kualitas jejaring yang sudah ada dengan laboratorium pengujian obat dan makanan lainnya, dan stakeholder terkait sangat penting untuk mempercepat pemerataan kapasitas laboratorium. Salah satu hal positif yang dapat diperoleh selama pandemi Covid-19 seperti ini yaitu terbukanya kesempatan bagi para penguji untuk dapat meningkatkan kompetensinya. Harus menjaga jarak fisik membuat menjamurnya webinar di seluruh dunia. Jika sebelum pandemi, kesempatan pelatihan hanya menjadi milik satu atau dua orang saja untuk setiap materi dan mungkin hanya beberapa materi yang dapat diakomodir dalam setahun karena mahalnya biaya pelatihan, maka dengan banyaknya webinar gratis telah membuka kesempatan seluas-luasnya bagi setiap orang untuk dapat belajar tanpa batas, minimal menguasai teori dan prinsip keilmuan. Materi webinar yang adapun juga sudah sangat bervariasi. Oleh karena itu, kesempatan ini sebaiknya dimanfaatkan sebaik-baiknya di sela-sela kesibukan yang ada. Marilah bersiap untuk kemajuan pesat ilmu teknologi dan sambutlah dengan gembira hal-hal positif yang dapat mengatasi permasalahan kesehatan di dunia walaupun harus menuntut kita untuk terus belajar dan aktif dalam meng¬-update perkembangan teknologi terkini demi kesehatan masyarakat Indonesia.
7yuU.