membawaharapan baru, namun berbagai ketidakpastian dalam masa. transisi pemerintahan selalu menghadirkan kerawanan yang tidak. diharapkan. Berbagai realitas di atas baru merupakan permulaan dari realitas. lingkungan strategis yang akan dihadapi bangsa dan pemerintah. Indonesia dalam masa 2014-2019 mendatang. Seluruh aspek dalam Sebab di negara lain, komposisi campuran nabati pada bahan bakar diesel hanya mentok samai B7 saja. Sehingga, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian Kemenperin Putu Juli Ardika sangat optimistis bahwa Indonesia dapat melangkah lebih jauh dan bahkan menjadi trendsetter dunia dalam pemanfaatan Biodiesel. "Indonesia merupakan negara pertama di dunia yang memiliki B20. Di luar negeri mentok itu sampai B7 saja. Hal ini karena kita memiliki minyak sawit Crude Palm Oil atau CPO yang melimpah sehingga harus dimanfaatkan," katanya dalam Diskusi Pintar Forum Wartawan Otomotif Indonesia Forwot, Jakarta. "Iya, sewaktu saya ke Jepang, produsen sana juga sempat kaget bahwa ada Biodiesel B20. Dan sempat pesimistis juga. Setelah mereka lakukan tes, pada akhirnya diterima dan dinyatakan aman," lanjut Cahyo Setyo Wibowo dari LEMIGAS di kesempatan sama. B20 sendiri merupakan bahan bakar mesin diesel yang terdiri dari campuran solar cetane number 48 dengan biodiesel atau kelapa sawit 20 sesuai SK Dirjen Migas Nomor 27 tahun 2016. Indonesia merupakan negara pertama di dunia yang memanfaatkan B20 secara luas. Kini, bahan bakar tersebut mulai dikonsumsi oleh kendaraan komersil dan baru saja diuji ke kereta api. Setelah B20, Pemerintah menyiapkan uji jalan B30 yang diprediksi bisa mulai dilakukan pada awal 2019. Rencananya, B30 mulai diimplementasikan pada 2021 menggantikan B20 sebagai perluasan fungsi Biodiesel. Sumber Detiknews Pengaruhkebutuhan air adalah tingkat kotoran yang ada dalam bahan baku, serta efesiensi kinerja sarana pengolahan. Dampak negatif juga timbul jika air limbah langsung dibuang ke sungai atau perairan umum. Bagi pabrik yang berlokasi di areal perkebunan, penanganan limbah cair relatif mudah, bahkan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk tanaman karetnya. - Sejarah pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada 1942 dan berlangsung selama kurang lebih 3,5 tahun hingga proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dinyatakan tanggal 17 Agustus 1945. Lantas, apa saja dampak penjajahan Jepang di Indonesia dalam berbagai bidang, mulai dari sosial, ekonomi, budaya, militer, hingga pendidikan?Anik Sulistiyowati dalam Sejarah Indonesia 2020 mencatat bahwa pertama kali Jepang menginjakkan kaki di Indonesia pada 1 Maret 1942 di Teluk Banten. Jepang kala itu berhasil mengalahkan Sekutu dalam Perang Dunia Kedua. Indonesia sebelumnya adalah wilayah jajahan Belanda yang merupakan bagian dari 8 Maret 1942, Belanda menyerahkan kekuasaannya atas wilayah Indonesia kepada pemerintah militer Jepang. Di sisi lain, Indonesia yang sudah lama dijajah oleh Belanda semula menyambut gembira kedatangan Jepang yang dianggap saudara tua karena sama-sama merupakan bangsa alias Dai Nippon memang awalnya memposisikan sebagai saudara tua bagi Indonesia dengan mengusung semangat 3A, yaitu Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin tetapi, Jepang ternyata tidak berbeda dengan Belanda, sama-sama bangsa penjajah yang memberikan banyak kerugian terhadap rakyat Indonesia. Jepang bahkan memanfaatkan sumber daya Indonesia untuk membiayai perang mereka melawan Sekutu. Selama kurang lebih 3,5 tahun menguasai wilayah Indonesia, pendudukan pemerintahan militer Jepang menyebabkan munculnya banyak dampak di berbagai bidang yang dirasakan oleh rakyat juga Sejarah Perang Dunia I, Penyebab, dan Daftar Negara yang Terlibat Sejarah Perjanjian Kalijati Latar Belakang, Isi, & Tokoh Delegasi Sejarah Organisasi Militer di Masa Pendudukan Jepang Dampak di Bidang Sosial Berdasarkan catatan Soepriyanto dalam Perjuangan Meraih Kemerdekaan 201810, semasa pendudukan Jepang, komunikasi antar pulau atau dengan luar negeri mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena pihak Jepang yang berwenang mengendalikan saluran komunikasi. Selain masalah sosial berupa komunikasi, dampak sosial juga terjadi ketika orang-orang Indonesia mengalami tindakan sewenang-wenang dari Jepang, seperti penahanan, penyiksaan, menjadi korban salah tangkap, dan hanya itu, warga Indonesia juga dijadikan sebagai pekerja paksa romusha yang tidak mendapatkan itu, seperti yang diungkap Irma Samrotul dalam Sejarah Kelas XI 20207 para perempuan tidak jarang menjadi korban penipuan lowongan kerja. Mereka ternyata dipekerjakan sebagai gadis penghibur Jugun Ianfu dan dipaksa untuk memuaskan nafsu para tentara Nipon. Baca juga Apa itu Romusha di Masa Penjajahan Jepang, Tujuan, dan Dampaknya? Sejarah DAMRI Bermula dari Masa Pendudukan Jepang di Indonesia Sejarah Jugun Ianfu pada Masa Penjajahan Jepang di Indonesia Dampak di Bidang Ekonomi Saat menduduki Indonesia, Jepang juga sedang terlibat perang dengan pihak Sekutu. Oleh karena itu, Nipon memiliki siasat licik untuk memanfaatkan Indonesia sebagai sumber kebutuhan menjalankan peperangan. Sistem ekonomi perang ini mengakibatkan munculnya penyitaan pabrik, perkebunan, bank, hingga beberapa perusahaan. Lebih lanjut, hal tersebut berdampak pada terjadinya penurunan produksi pangan, kelaparan, sampai kemiskinan. Dampak di Bidang Budaya Pada bidang ini, masyarakat Indonesia dipaksa untuk melakukan penghormatan kepada Tenno Heika kaisar yang dianggap sebagai keturunan dewa matahari. Ritual tersebut dilakukan dengan membungkukan badan tepat ke arah kaisar yang berada di arah matahari terbit dikenal sebagai budaya Seikeirei. Kala membungkukan badan, masyarakat juga disuruh untuk menyanyikan lagu kebangsaan negara Jepang, yakni Kimigayo. Kebiasaan yang sudah terkesan asing dalam budaya Indonesia ini pada akhirnya ditentang oleh beberapa ulama, bahkan hingga memunculkan pertempuran. Dampak di Bidang Militer Saat pendudukan terjadi, Jepang memanfaatkan masyarakat untuk bisa terlibat dalam Perang Pasifik melawan Sekutu. Alasannya sudah tentu dikarenakan Jepang membutuhkan pasukan agar bisa memenangkan perang tersebut. Dengan cara membujuk masyarakat Indonesia untuk ikut melawan pihak musuh, Jepang pada akhirnya berhasil membentuk beberapa organisasi semi-militer. Di antaranya ada Seinendan, Keibodan, Hizbullah, Fujinkai, Barisan Pelopor, PETA, dan Heiho. Organisasi tersebut dilatih sedemikian rupa untuk bisa menggunakan senjata, baris-berbaris, dan latihan militer lainnya. Salah satu organisasi, PETA, berkembang seiring dengan perubahan situasi Indonesia. Mula-mula, berubah menjadi Badan Keamanan Rakyat BKR, Tentara Keamanan Rakyat TKR, dan kini menjadi Tentara Nasional Indonesia TNI. Dampak di Bidang Pendidikan Pada masa pendudukan Jepang, pendidikan dapat dibilang mengalami kemajuan, yakni tidak ada diskriminasi antara laki-laki dan perempuan lagi serta dibentuknya sistem tahapan SD, SMP, dan SMA. Namun, tetap ada motivasi pemanfaatan masyarakat untuk bisa terlibat perang kala itu. Para siswa diwajibkan untuk mengikuti latihan dasar kemiliteran, yaitu baris-berbaris dan menyanyikan lagu kebangsaan Jepang. - Pendidikan Kontributor Yuda PrinadaPenulis Yuda PrinadaEditor Iswara N Raditya

Karakteristikini berkaitan dengan nilai kalor dan daya yang dihasilkan oleh mesin diesel persatuan bahan bakar, dan utuk pengkajian kualitas penyalaan. 2.8.2.Viskositas . Viskositas merupakan ukuran resistansi bahan bakar yang dialirkan dalam pipa kapiler terhadap gaya gravitasi.

JAKARTA, – Pemerintah tengah mendorong penggunaan energi terbarukan ketimbang energi fosil yang terus menyusut. Salah satunya lewat biodiesel, yaitu bahan bakar minyak yang berbasis dari sawit Crude Palm Oil/CPO. Baru-baru ini pemerintah telah mengembangkan program biodiesel dengan kandungan Fatty Acid Methyl Esters FAME 30 persen di dalam pemerintah akan terus meningkatkan kandungan FAME hingga B40, bahkan produksi solar berbahan baku CPO 100 persen atau D100 juga telah dilakukan risetnya. Baca juga Begini Gaya Mengemudi yang Bikin Boros BBM Getty Images Rudolf Diesel sang penemu mesin diesel pada 1893. Dilansir dari laman penggunaan bahan bakar diesel campuran minyak nabati dan minyak bumi ini telah telah dilakukan lebih dari satu abad yang lalu. Cerita ini diawali oleh Rudolf Diesel ketika membuat mesin diesel pertamanya pada 1893. Waktu itu, ia mencoba berbagai bahan bakar alternatif untuk menggerakkan mesin pertamanya. Dari menggunakan solar biasa, debu batubara, sampai minyak nabati. Ia menemukan bahwa bahan bakar diesel berbasis minyak nabati memiliki kandungan energi yang tinggi, hanya masalah waktu sebelum ide ini booming. Baca juga Jangan Dekat-dekat dengan Truk Walaupun Sedang Berhenti Presiden Joko Widodo meresmikan implementasi program Biodiesel 30 persen B30. Peresmian dilakukan di SPBU Pertamina MT Haryono, Jakarta Selatan, Senin 23/12/2019. Ide ini pun mulai dipamerkan pertama kali di World’s Fair 1900 di Paris, Perancis. Waktu itu sebuah mesin diesel dengan bahan bakar dari minyak kacang tanah memukau pengunjung gelaran yang menampilkan pencapaian negara-negara di dunia. Mesin yang dibangun oleh perusahaan Otto atas sponsor pemerintah Perancis ini rencananya akan dipakai sebagai bahan bakar domestik untuk koloni mereka di Afrika. Rudolf Diesel pun percaya minyak nabati akan jadi pendukung utama konsep tersebut. Ia mulai melakukan riset mendalam mengenai bahan bakar juga Meluncur 2 Hari Lagi, Simak Bocoran Fitur Toyota Innova Facelift Dokumentasi Humas Kementerian Perindustrian Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita didampingi Dirut Pertamina mencoba kendaraan menggunakan bahan bakar green diesel D100 di Dumai, Sabtu 18/7/2020. Tapi ketika Rudolf Diesel wafat pada 1913, ide ini terbengkalai. Sumber tenaga mesin diesel secara bertahap mulai menggunakan proses destilasi minyak bumi petroleum diesel. Bahan bakar jenis inilah yang kemudian banyak dipakai dalam pengembangan mesin diesel modern. Kondisi ini membuat minyak nabati tidak bisa langsung dipakai sebagai bahan bakar mesin diesel. Sebab viskositas minyak nabati terbilang lebih tinggi dibandingkan petroleum diesel, sehingga menyulitkan proses pembakaran. Baca juga Simak Harga Toyota Fortuner Bekas, Mulai Rp 100 Jutaan DOK. Pertamina Produksi D100 yang menggunakan bahan baku 100 persen minyak sawit tersebut menjadi kado Pertamina untuk Indonesia di momen hari ulang tahun HUT kemerdekaan ke-75. Namun ide ini kembali mendapat titik terang saat ilmuan Belgia, G. Chavanne, menemukan teknik transesterifikasi untuk mengubah minyak nabati menjadi FAME pada 1937. FAME inilah yang saat ini dipakai menjadi bahan baku pembuatan biodiesel sampai sekarang. Salah satu alasannya karena sifat fisik atau molekulnya yang mirip dengan petroleum diesel. Meski begitu, pengembangan biodiesel mulai dikembangkan serius pada tahun 1970-an, saat isu krisis minyak dunia muncul. Baca juga Mau Berburu Toyota Innova Bekas, Mulai Rp 80 Jutaan stanly Ilustrasi Mesin Diesel Pengguna Solar Karena menghasilkan emisi yang bersih, produksi dan penggunaan yang mudah, serta manfaat lainnya, biodiesel jadi salah satu bahan bakar alternatif yang tumbuh paling cepat di dunia. Di abad ke-21, penggunaan bahan bakar terbarukan ini turut memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan. Tak heran pengembangan biodiesel pun terus dilakukan hingga hari ini. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
  1. Цեሄαт εኮէξупасна иዓու
    1. Սጬ ዲጵኖቼзፌва лех
    2. ት δኛւոбрըւևմ гևбեкቭща
    3. Сጢпакоψօщю нтез թебиչа
  2. Хров цатр
Hasiluji pada kendaraan lama sempat terjadi clogging/ penyumbatan pada filter bahan bakar, satu pada KM 5000 dan satunya pada KM 7500, sehingga untuk antisipasi implementasi B20 khususnya untuk kendaraan lama yang jumlahnya lebih dari 4 juta unit perlu dilakukan secara bertahap. (Kementerian ESDM, 2016) BIOENERGI DI PASAR GLOBAL
Mesin diesel banyak befungsi sebagai penggerak kendaraan bermotor hingga mesin industri. Pada umumnya, mesin diesel menggunakan bahan bakar diesel atau solar. Namun, mengingat ketersediaan minyak bumi yang semakin menipis, urgensi energi alternatif pengganti bahan bakar diesel sangat penting. Salah satu bahan bakar alternatif pengganti diesel adalah biodiesel. Sebagai bahan bakar alternatif, komposisi dan pembuatan biodiesel berasal dari segala macam sumber daya alam. Biodiesel adalah bahan bakar bio dari minyak nabati. Lantas, bagaimana cara membuat biodiesel dan manfaatnya? Serta, apa saja tantangan yang ada dalam penggunaan serta keberalihannya? Mari baca dengan seksama jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu dalam artikel di bawah ini. Apa itu Biodiesel Biodiesel adalah bahan bakar alternatif pengganti diesel atau solar yang berasal dari minyak nabati berbagai jenis biji-bijian bio-oil. Nama lain biodiesel adalah biosolar. Pengolahan minyak nabati sebagai bahan utama dalam pembuatan diesel tentu diimplementasikan dengan komposisi khusus. Biodiesel adalah salah satu contoh dari bahan bakar dengan sumber daya alam yang dapat diperbarui. Dengan memiliki bahan dasar dari tumbuhan, biodiesel dapat menggantikan peran diesel atau solar yang menggunakan minyak bumi sebagai bahan dasarnya. Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Banyak ilmuwan telah mengemukakan bahwa sumber bahan bakar ini akan segera habis dari perut bumi dalam waktu yang singkat. Oleh sebab itu, pengembangan biodiesel bertujuan untuk menggantikan minyak bumi sebagai penggunaan bahan bakar mesin diesel. Baca juga Mengenal Perbedaan Solar dan Biosolar Sumber Olahan Biodiesel Dari penjabaran pengertian biodiesel di atas kita dapat memahami bahwa biodiesel adalah bahan bakar bio yang berasal dari produk minyak nabati. Lebih spesifik, bahan nabati untuk membuat biodiesel adalah bahan nabati berupa buah atau biji tanaman. Sebagai catatan penting, ada dua kelompok bahan-bahan olahan diesel. Pembagian kelompok itu berdasarkan dari macam lemak/minyaknya, yakni lemak pangan editable fatty oil atau lemak non-pangan non editable fatty oil. Berikut merupakan daftar sumber olahan biodiesel Pangan sawit, keiapa, kacang peanut, kelor Moringa oleifera, saga utan Adenanthera pavonina, kasumba/kembang pulu Carthamus tinctorius, dll Non-pangan jarak pagar Jatropha curcas, kapok, kemiri, nimba Azadirachta indica, nyamplung Calophyllum inophyllum, kesambi Schleichera oleosa, randu alas Bombax malabaricum, jarak gurita Jatropha multifida, jarak landi Jatropha gossypifolia, dan banyak lagi yang lain. Minyak nabati atau golongan lemak nabati adalah contoh dari tanaman yang dapat dengan mudah kita tanam dan tumbuh di sekitar kita. Oleh sebab itu, dengan memperhatikan kemungkinan ketersediaannya, biodiesel masuk sebagai energi alternatif terbarukan untuk menggantikan penggunaan bahan bakar diesel. Baca juga Mengenal Biosolar, Potensi Sumber Energi Alternatif Masa Depan Cara Membuat Biodiesel secara Mandiri Proses pembuatan biodiesel © Unsplash Pembuatan biodiesel melalui proses transesterifikasi dua tahap. Selanjutnya proses pencucian, pengeringan, dan filtrasi, tetapi jika bahan baku dari CPO maka sebelumnya perlu adanya proses esterifikasi. 1. Transesterifikasi Proses transesterifikasi meliputi dua tahap. Transesterifikasi I yaitu pencampuran antara kalium hidroksida KOH dan metanol CH30H dengan minyak sawit. Reaksi transesterifikasi I berlangsung sekitar 2 jam pada suhu 58-65°C. Bahan yang pertama kali masuk ke dalam reaktor adalah asam lemak kemudian melalui proses pemanasan hingga suhu tertentu. Reaktor transesterifikasi dilengkapi dengan pemanas dan pengaduk. Selama proses pemanasan, pengaduk dijalankan. Tepat pada suhu reaktor 63°C, campuran metanol dan KOH dimasukkan ke dalam reaktor dan waktu reaksi mulai dihitung pada saat itu. Pada akhir reaksi akan terbentuk metil ester dengan konversi sekitar 94%. Selanjutnya produk ini diendapkan selama rentang waktu khusus untuk memisahkan gliserol dan metil ester. Gliserol berada di lapisan bawah karena berat jenisnya lebih hesar daripada metil ester. Kemudian, gliserol dikeluarkan dari reaktor agar tidak mengganggu proses transeslerifikasi II. Setelah proses transesterifikasi II selesai, proses selanjutnya adalah pengendapan selama rentang waktu khusus agar gliserol lepas dari metil ester. Pengendapan II memerlukan waktu lebih pendek daripada pengendapan I karena gliserol yang terbentuk relatif sedikit dan akan larut melalui proses pencucian. 2. Pencucian Pencucian hasil pengendapan pada transesterifikasi II bertujuan untuk menghilangkan senyawa yang tidak diperlukan seperti sisa gliserol dan metanol. Proses pencucian ada pada suhu sekitar 55°C. Pencucian berjumlah tiga kali sampai pH campuran menjadi normal pH 3. Pengeringan Pengeringan bertujuan untuk menghilangkan air yang bercampur dalam metil ester. Lamanya proses pengeringan sekitar 10 menit pada suhu 130°C. Pengeringan dilakukan dengan cara memberikan panas pada produk dengan suhu sekitar 95°C secara sirkulasi. Ujung pipa sirkulasi ditempatkan di tengah permukaan cairan pada alat pengering. 4. Filtrasi Tahap akhir dari proses pembuatan biodiesel adalah filtrasi yang bertujuan untuk menghilangkan partikel-partikel pengotor biodiesel yang terbentuk selama proses berlangsung, seperti karat kerak besi yang berasal dari dinding reaktor atau dinding pipa atau kotoran dari bahan baku. Filter berukuran sama atau lebih kecil dari 10. Bila pada bahan bakar bensin kita mengenal angka oktan tingkat pembakaran, dalam bahan bakar diesel ada cetane number CN. Makin tinggi nilai CN maka makin cepat pembakarannya dan mesin pun bekerja optimal. Baca juga High Speed Diesel HSD sebagai Bahan Bakar Mesin Industri Kelebihan dan Manfaat Biodiesel Sebagai unggulan dari produk bahan bakar alternatif biodiesel memiliki beberapa ragam manfaat dan keunggulan, yakni Mengurangi emisi karbon monoksida Limbah nabati berkurang Aman dalam penyimpanan karena tidak mengandung racun Tidak memerlukan teknologi tinggi dalam proses pembuatan Limbah dari proses pengolahan biodiesel berupa zat cair atau gliserin dapat melalui pengolahan kembali menjadi bahan utama pembuatan sabun. Kekurangan Biodiesel Biodiesel memiliki beberapa poin kekurangan yang menjadi tantangan dalam usaha penggalakan pemakaian-nya, diantaranya adalah sebagai berikut 1. Ketersediaan Memang biodiesel dan bahan bakar nabati lainnya dapat diperbaharui. Meskipun demikian, untuk menghasilkannya, perlu lahan yang luas. Apalagi mengingat populasi dunia yang terus bertambah yang juga berarti kebutuhan akan bahan makanan akan terus meningkat pula. Masalahnya, tumbuhan yang menjadi bahan utama biodiesel juga memerlukan lahan yang sama. Padahal bumi tidak akan bertambah lahannya dan akan tetap sama. Apabila lahan menjadi prioritas untuk sumber bahan baku biodiesel, dampak buruknya akan mengganggu suplai bahan pangan bagi manusia. Baca juga Cara Menghemat dan Mengolah Bahan Bakar Minyak secara Efektif 2. Teknologi Meskipun sudah bisa berguna dalam bentuk murni, biodiesel kebanyakan masih berfungsi sebagai bahan campuran. Alasannya karena mesin-mesin dari kendaraan yang beredar dan juga mesin-mesin lainnya belum mampu atau sesuai dengan karakter bahan bakar nabati itu. Apalagi bahan bakar masa depan ini memiliki titik beku yang lebih rendah daripada bahan bakar minyak. Ia akan lebih cepat membeku. Hal ini akan menyulitkan bagi negara-negara yang memiliki empat musim karena bisa saja bahan bakar di tangki akan membeku saat suhu udara turun. 3. Harga Biodiesel Berbeda dengan bensin atau solar dari minyak bumi, harga bahan bakar nabati masih lebih tinggi. Produksinya selain membutuhkan lahan, juga memerlukan pabrik untuk mengolah bahan baku menjadi biodiesel. Proses pembuatannya memerlukan investasi yang besar dan pada akhirnya membuat harga jualnya kepada konsumen menjadi lebih mahal daripada minyak bumi. Solar Industri menawarkan paket pemesanan produk bio solar B30 di seluruh wilayah Indonesia. Untuk pemesanan lintas negara, silakan hubungi kontak kami yang telah tersedia. Kesimpulan Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar yang dapat menggantikan peran dari diesel atau solar untuk jangka waktu ke depannya. Sehingga, penggunaan sumber daya alam dapat terkontrol dan menyesuaikan dengan kebutuhan saat ini. Tantangan utamanya adalah dari faktor penghematan dan penggunaan teknologi dan bijak dan tepat guna.
Konsumsibahan bakar diesel baik di sektor otomotif maupun industri kian meningkat yang berakibat perbandingan volume antara produksi dan konsumsi dalam negeri sudah tidak seimbang. Biodiesel dapat dimanfaatkan sebagai pencampur minyak solar atau sebagai salah satu pengganti minyak solar/minyak diesel, baik untuk bahan bakar transportasi maupun
Indonesia Oleh Adelia Anju Asmara/081111039/Ilmu dan Teknologi Lingkungan Renewable Energy RE yang biasa disebut energi terbarukan merupakan isu global yang mengalami perkembangan pesat dalam dekade belakangan ini seiring dengan isu global warming yang sudah dahulu berkembang. Penelitian dan pengembangan mengenai RE sudah banyak dilakukan dan diterapkan baik di negara maju maupun negara berkembang. Intergovermental Panel on Climate Change IPCC menyebutkan penggunaan energi di dunia saat ini masih didominasi oleh minyak sebesar 34,6%, kemudian disusul dengan batu bara sebesar 28,4% dan gas alam sebesar 22,1%. Sedangkan penggunaan RE hanya sebesar 12,9% yang terdiri dari beberapa bentuk energi, seperti solar PV, energi angin, energi laut, hydropower, panas bumi, dan biomassa. Salah satu bentuk RE adalah biomassa, yaitu energi yang berasal dari bahan-bahan organik benda hidup dari tumbuhan atau hewan sebagai bentuk konversi energi. Biomassa merupakan satu-satunya sumber energi terbarukan yang mempunyai rute konversi paling singkat dalam upaya produksi dan penyediaan bahan bakar. Biomassa di dunia usaha penyediaan energi dibagi menjadi 2 bentuk penting, yaitu bahan bakar hayati biofuels dan listrik hayati biomass electricity. Bahan bakar hayati terus dikembangkan menjadi beberapa bentuk, seperti biodiesel, bioethanol, bio-oil, biogas, biohidrogen, biobriket, dan sebagainya. Bahan bakar hayati dalam bentuk biodiesel di dunia dikembangkan dari bahan mentah yang dapat tumbuh sesuai dengan keadaan dan karakteristik dari negara tersebut. Misalnya di Eropa menggunakan bahan mentah dari olive oil minyak zaitun, rapeseed oil minyak rapa, dan minyak bunga matahari. Di Amerika didominasi oleh bahan mentah yang berasal dari kacang kedelai, sedangkan di ASEAN didominasi bahan mentah dari minyak sawit, minyak kelapa, dan Jarak Pagar. Tidak semua negara maju mempunyai bahan mentah yang dapat diolah menjadi biodiesel. Jepang merupakan negara maju yang mempunyai teknologi canggih namun tidak mempunyai sumber daya alam yang mendukung. Dibalik kekurangan tersebut Jepang pandai memanfaatkan potensi yang ala kadarnya menjadi salah satu bentuk RE yang dapat memenuhi kebutuhan bahan bakar penduduknya. Bahan mentah yang digunakan sebagai bahan baku biodiesel adalah limbah minyak pangan hasil dari penggorengan. Daerah di Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Renewable Energy Penerapan Limbah Minyak Pangan sebagai Bahan Bakar Biodiesel di Kyoto, Jepang dan Prospek Pengembangan Biodiesel di Indonesia Oleh Adelia Anju Asmara/081111039/Ilmu dan Teknologi Lingkungan Renewable Energy RE yang biasa disebut energi terbarukan merupakan isu global yang mengalami perkembangan pesat dalam dekade belakangan ini seiring dengan isu global warming yang sudah dahulu berkembang. Penelitian dan pengembangan mengenai RE sudah banyak dilakukan dan diterapkan baik di negara maju maupun negara berkembang. Intergovermental Panel on Climate Change IPCC menyebutkan penggunaan energi di dunia saat ini masih didominasi oleh minyak sebesar 34,6%, kemudian disusul dengan batu bara sebesar 28,4% dan gas alam sebesar 22,1%. Sedangkan penggunaan RE hanya sebesar 12,9% yang terdiri dari beberapa bentuk energi, seperti solar PV, energi angin, energi laut, hydropower, panas bumi, dan biomassa. Salah satu bentuk RE adalah biomassa, yaitu energi yang berasal dari bahan-bahan organik benda hidup dari tumbuhan atau hewan sebagai bentuk konversi energi. Biomassa merupakan satu-satunya sumber energi terbarukan yang mempunyai rute konversi paling singkat dalam upaya produksi dan penyediaan bahan bakar. Biomassa di dunia usaha penyediaan energi dibagi menjadi 2 bentuk penting, yaitu bahan bakar hayati biofuels dan listrik hayati biomass electricity. Bahan bakar hayati terus dikembangkan menjadi beberapa bentuk, seperti biodiesel, bioethanol, bio-oil, biogas, biohidrogen, biobriket, dan sebagainya. Bahan bakar hayati dalam bentuk biodiesel di dunia dikembangkan dari bahan mentah yang dapat tumbuh sesuai dengan keadaan dan karakteristik dari negara tersebut. Misalnya di Eropa menggunakan bahan mentah dari olive oil minyak zaitun, rapeseed oil minyak rapa, dan minyak bunga matahari. Di Amerika didominasi oleh bahan mentah yang berasal dari kacang kedelai, sedangkan di ASEAN didominasi bahan mentah dari minyak sawit, minyak kelapa, dan Jarak Pagar. Tidak semua negara maju mempunyai bahan mentah yang dapat diolah menjadi biodiesel. Jepang merupakan negara maju yang mempunyai teknologi canggih namun tidak mempunyai sumber daya alam yang mendukung. Dibalik kekurangan tersebut Jepang pandai memanfaatkan potensi yang ala kadarnya menjadi salah satu bentuk RE yang dapat memenuhi kebutuhan bahan bakar penduduknya. Bahan mentah yang digunakan sebagai bahan baku biodiesel adalah limbah minyak pangan hasil dari penggorengan. Daerah di Jepang yang menjadi daerah percontohan dan penerapan biodiesel berbahan baku limbah minyak pangan adalah Kyoto, yang mempunyai Kyoto Biodiesel Production. Bahan baku limbah minyak pangan ini berasal dari proses penggorengan yang berasal dari rumah tangga, restoran, dan kafetaria di Kota Kyoto yang dimurnikan untuk memproduksi bahan bakar yang kemudian diaplikasikan pada mesin kendaraan. Limbah minyak penggorengan dikumpulkan setiap bulan dari rumah tangga menggunakan tanki polyethylene yang bekerjasama dengan Regional Waste Reduction Promotion Committee atau sukarelawan di setiap daerah yang bekerjasama dengan masyarakat setempat. Biodiesel ini diproduksi dengan tujuan menggunakan kembali limbah minyak penggorengan yang ada, memurnikan emisi gas, mengurangi emisi karbondioksida, dan menerapkan pendidikan berbasis lingkungan yang berkelanjutan. Pencapaian ini dapat berkontribusi untuk mengurangi emisi karbondioksida sekitar ton per tahun. Dimulai dari Juli 1996, Kyoto mempunyai ide untuk menggunakan limbah minyak pangan sebagai bahan bakar. Penelitian dan percobaan dilakukan rentang 1996-1999. Pada tahun 1997, protokol Kyoto ditandatangani oleh negara-negara di dunia untuk berkomitmen mengurangi emisi karbondioksida dan gas rumah kaca lainnya. Sehingga perkembangan biodiesel berbahan bakar limbah minyak pangan gencar dilakukan dan pada tahun 1999, biodiesel ini mulai diujicobakan pada 80 bus di Kyoto. Pada tahun 2004, fasilitas produksi biodiesel di Kyoto telah lengkap, dan sudah beroperasi sampai sekarang. Proses pengolahan limbah minyak penggorengan meliputi beberapa tahap, yaitu pengumpulan limbah minyak penggorengan, pretreatment, reaction, separation, methanol recovery, cleaning with warm water, moisture removal, additive injection, contaminant removal, dan produk. Sekitar 1,3 juta liter setiap tahun limbah minyak penggorengan dikumpulkan dan dimurnikan. Dari tahun 1997 sampai sekarang beroperasi belum ada masalah serius dari penggunaan biodiesel ini, hanya saja ada sedikit masalah di awal penggunaan dan pergantian mesin dari berbahan bakar minyak bumi menjadi biodiesel berbahan bakar limbah minyak pangan. Fasilitas produksi biodiesel ini dilakukan secara otomatis dan menggunakan teknologi pengamanan yang canggih. Setiap hari Kyoto Biodiesel dapat memproduksi 5000 liter/hari dengan dasar standar kualitas biodiesl US United States dan EU Europe. Tetapi, beberapa parameter disesuaikan dengan karakteristik negara Jepang yang mempunyai suhu terendah yang berbeda dengan standar US maupun EU. Tak hanya berhenti di Kyoto Biodiesel Production saja, penelitian terus dilakukan untuk memperoleh biodiesel yang mempunyai efisiensi lebih baik dari sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Prof. Shiro Saka dari Universitas Kyoto yang menemukan teori baru dalam teknologi biodiesel, yaitu Supercritical Fluid Technologies for Biodiesel. Pada teori ini menyatakan bahwa air yang mempunyai sifat hidrofilik dapat berubah menjadi hidrofobik seperti minyak pada suhu dan tekanan yang lebih tinggi melampaui titik kritisnya, sehingga teori ini disebut dengan superkritikal fluida. Selain itu, RITE Research Institute of Innovative Technology for the Earth di Kyoto juga mengembangkan biorefinary sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan. Biorefinary merupakan salah satu pengembangan bioteknologi industri yang dapat mengubah bahan baku makhluk hidup tumbuhan/hewan menjadi minyak. RITE menemukan Corynebacterium glutanicum RITE strain yang dapat mengubah selulosa kompleks C-5 dan C-6 menjadi bahan bakar etanol dari limbah tanaman seperti bongkol jagung, bagas tebu, bathok kelapa, batang padi dan sebagainya. Bagaimana dengan Indonesia? Menurut METI Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia, penggunaan energi di Indonesia masih didominasi oleh minyak bumi sebesar 52,9%, kemudian disusul dengan batu bara sebesar 21,5%. Penggunaan RE di Indonesia masih relatif kecil, yaitu 3,93%. Indonesia mempunyai sumber daya biomassa yang potensial. Bahan baku dari biodiesel di Indonesia dihasilkan dari minyak kelapa sawit atau CPO Crude Palm Oil. Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia yang dapat memproduksi minyak kelapa sawit sebesar juta liter/tahun dan mengalami peningkatan menjadi juta liter pada tahun 2009. Selain itu, Indonesia memiliki potensi biodiesel yang sangat besar dari tanaman selain kelapa sawit, yaitu sekitar 50 jenis tanaman di Indonesia dapat diekstrak menjadi biodiesel. Misalnya saja kelapa, jarak pagar, nimba, jarak pagar, kelor kemiri, dan lain-lain. Indonesia sangat kaya dengan potensi sumber nabati tumbuhan penghasil minyak lemak, baik minyak lemak pangan edible fatty oil maupun non pangan non edible fatty oil yang belum maupun sudah termanfaatkan secara komersial. Fakta bahwa biodiesel dapat dibuat dari aneka minyak nabati dengan teknologi yang sama dan sederhana seharusnya dapat mendorong wilayah-wilayah di Indonesia untuk mengembangkan pembudidayaan tumbuhan penghasil minyak nabati serta mendirikan pabrik-pabrik biodiesel, paling tidak dapat memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri. Indonesia merupakan negara tropik yang mempunyai keanekaragaman hayati nomor 2 terbesar setelah negara Brazil. Indonesia mempunyai potensi produksi bioenergi yang relatif tinggi, terutama biomassa jika dieksploitasi secara arif, cermat, dan kreatif. Produksi dan penggunaan komersial biodiesel di dalam negeri akan memberikan keuntungan, seperti mengurangi ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak BBM, mengurangi peningkatan impor bahan bakar minyak, mengurangi kecenderungan pemanasan global serta pencemaran udara, memupuk komoditi ekspor baru karena semakin banyak yang menggunakan bahan bakar berbasis RE, menyediakan lapangan kerja baru, dan lain sebagianya. Potensi biodiesel di Indonesia yang didominasi oleh bahan baku minyak kelapa sawit mempunyai sisi yang buruk ke lingkungan disamping manfaat yang diberikan. Pada rentang tahun 2000-2005, Indonesia menanam 1,6 juta ha kelapa sawit dan sekitar 9,8 juta ha hutan menjadi hilang akibat ditebang dan ditanami kelapa sawit. Selain itu banyak lahan gambut dibakar untuk ditanami kelapa sawit. Hal ini menyebabkan pelepasan emisi karbon lebih besar daripada penanaman kelapa sawit untuk biodiesel yang sebenarnya bertujuan untuk mengurangi emisi gas karbondioksida. Selain itu, rintangan utama dalam pengembangan biodiesel di Indonesia adalah kualitas dan keunggulan biodiesel belum disadari oleh masyarakat luas maupun para pengambil kebijakan kunci disektor energi dan medan kompetisi dengan produk energi berbasis fosil tidak adil, akibat masih adanya subsidi harga pada BBM. Berdasarkan uraian di atas, kita dapat mengambil perbandingan dan pelajaran dari dua hal antara Kyoto, Jepang dengan Indonesia. Dari Kyoto, Jepang dengan minim sumber daya hayati dapat memanfaatkan potensi ala kadarnya dari limbah minyak pangan menjadi bahan bakar yang komersial dan digunakan secara luas oleh masyarakatnya, karena didukung oleh segenap kebijakan pemerintah dan teknologi yang bagus. Sedangkan Indonesia yang mempunyai banyak sumber daya hayati untuk bahan bakar biodiesel sebagai salah satu bentuk RE masih harus banyak berbenah diri. Dari semua sektor harus mengalami perbaikan dan pengembangan, baik dari kebijakan pemerintah, pengembangan teknologi, dan yang lebih penting dari itu semua adalah kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan RE. Indonesia harus lebih gencar melakukan promosi dan publikasi serta pendidikan tentang lingkungan sejak dini ke masyarakat luas terhadap pentingnya penggunaan RE saat ini. Referensi Anonim, 2013. RITE Today, Annual Report. Vol. 08. RITE, Kyoto, Japan. 21-27. Kumar, S., P. Abdul Salam, Ram M. Shrestha, and Manjula S., 2010. Report on Bioenergy Thematic Studi in Thailand and Indonesia, Prepared for Global Network on energy for Sustainble Development GNESD. AIT Asian Institute of Technology. 8-14. Saka, S., 2014. Recent Progress and Prospect in Supercritical Fluid Technologies for Biodiesel. Materi seminar AUN-KU Seminar Human Development and Energy Science. Universitas Kyoto, Kyoto, Jepang. Soerawidjaja, T. H., 2004. Prospek Pengembangan Bioenergi di Indonesia. Prosiding, Seminar Nasional Mekanisasi Pertanian. 31-40. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Progress and Prospect in Supercritical Fluid Technologies for Biodiesel. Materi seminar AUN-KU Seminar Human Development and Energy ScienceS SakaSaka, S., 2014. Recent Progress and Prospect in Supercritical Fluid Technologies for Biodiesel. Materi seminar AUN-KU Seminar Human Development and Energy Science. Universitas Kyoto, Kyoto, Pengembangan Bioenergi di Indonesia. Prosiding, Seminar Nasional Mekanisasi PertanianT H SoerawidjajaSoerawidjaja, T. H., 2004. Prospek Pengembangan Bioenergi di Indonesia. Prosiding, Seminar Nasional Mekanisasi Pertanian. 31-40.
Beberapateknologi bahan bakar alternatif seperti biodiesel, ethanol, hydrogen atau kendaraan dengan teknologi yang dapat menggunakan 2 jenis bahan bakar secara bergantian Bagi jalan yang vital adalah mendahulukan kepentingan masyarakat dari pda kepentingan kenyamanan pribadi. Karena biaya pembuatan dan pemeliharaan jalan yang cukup mahal Seperti yang kita ketahui, suhu bumi kini kian meningkat. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor, mulai dari efek rumah kaca hingga bahan bakar kendaraan bermotor. Untuk berpartisipasi dalam mengatasi lingkungan, kamu bisa mengubah bahan bakar menjadi biodiesel. Apa itu biodiesel? Sebenarnya biodiesel ini bukanlah bahan bakar yang baru ditemukan. Bahkan bahan bakar ramah lingkungan ini sudah ada sejak abad ke-18, tepatnya 1853! Orang yang menemukannya pertama kali adalah E. Duffy dan J. Patrcik, bahkan sebelum mesin diesel pertama ditemukan. Akhirnya Rudolf Diesel berhasil merakit mesin diesel pertamanya 40 tahun kemudian di Jerman pada tahun 1893. Di saat inilah mesin diesel dioperasikan menggunakan biodiesel yang dibuat dari minyak kacang tanah. Seiring bertambahnya zaman, minyak yang ditemukan dua ilmuwan tersebut semakin berkembang. Tak hanya dibuat dari kacang tanah saja, tetapi juga dengan bahan-bahan lain. Sebagai minyak nabati, biodiesel ini membantu meminimalisir pemanasan global akibat pembakaran bahan bakar minyak bumi. Baik pemerintah dan industri otomotif pun bahu membahu dalam menghadirkan kendaraan yang ramah lingkungan, salah satunya dengan bahan bakar biodiesel. Agar lebih jelas mengenai biodiesel, manfaat biodiesel, dan lain-lain, simak uraiannya dalam artikel berikut ini. Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari bahan alami yang bisa diperbaharui seperti minyak nabati dan hewani. Bahan bakar biodiesel ini adalah senyawa metil ester dari hasil proses esterifikasi atau transesterifikasi minyak nabati atau lemak hewani. Karena sifat fisiknya sama dengan minyak solar, biodiesel ini bisa dijadikan bahan bakar pengganti khususnya untuk kendaraan bermesin diesel. Di dalam bahan bakar ini tidak ada kandungan bahan bakar minyak bumi, tetapi tetap bisa dicampur sesuai perbandingan tertentu. Dengan hasil pembakaran yang tak menimbulkan racun yang berbahaya ini, kehadiran biodiesel dikatakan sebagai salah satu solusi mengatasi efek rumah kaca. Kini, pemerintah sedang gencar melaksanakan program mandatori pencampuran BBN jenis Biodiesel ke dalam minyak solar sebanyak 30% B30 sepanjang tahun 2021 silam. Selain menyelamatkan lingkungan, program ini berpotensi memberikan penghematan devisa negara hingga Rp64,92 triliun, Lewat mandatori B30 ini, pemerintah berharap dapat meningkatkan penggunaan sumber daya baru dan terbarukan untuk mengurangi defisit neraca perdagangan. Hal ini bahkan sudah diatur dalam Peraturan Menteri ESDM nomor 32 tahun 2008 sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri ESDM nomor 12 tahun 2012 tentang pentahapan mandatori pencampuran BBN jenis biodiesel ke dalam BBM jenis minyak solar menjadi biosolar yang wajib dilaksanakan BU BBM. Apa Manfaat Biodiesel? Salah satu kelebihan dari pemanfaatan biodiesel adalah tentu saja mengganti peran energi fosil yang tak dapat diperbaharui. Pembakaran bahan bakar konvensional meninggalkan lebih banyak emisi gas rumah kaca yang merusak lapisan ozon yang berada di bumi. Akibatnya, terjadi global warming yang mengancam habitat di bumi. Berikut adalah beberapa manfaat biodiesel Menjadi alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Menjadi campuran bahan bakar fosil sehingga dapat digunakan pada mesin diesel yang sudah ada tanpa perlu mengganti mesin tersebut. Bahan bakar ini juga lebih ramah untuk mesin diesel. Membantu mengurangi ketergantungan pada impor minyak. Tak hanya untuk lingkungan, biodiesel juga memiliki manfaat untuk negara. Dengan program B30 yang mana 30% biodiesel dicampurkan dengan bahan bakar minyak bumi seperti solar, negara berpotensi menghemat devisa negara hingga Rp 64,92 triliun. Dengan perbantuan biodiesel, diharapkan dapat mengurangi defisit neraca perdagangan. Jangan sampai biaya perbaikan mobil kesayanganmu justru membebani pengeluaran. Manfaatkan asuransi mobil all risk untuk mendapatkan jaminan ganti rugi atas biaya perbaikan mobil secara menyeluruh di bengkel terbaik. Kelebihan dan Kekurangan Biodiesel Berkat manfaatnya tersebut, biodiesel memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan jenis bahan bakar lainnya. Namun, meskipun memiliki banyak manfaat dan kelebihan, biodiesel juga memiliki beberapa kekurangan. Berikut ulasan tentang kelebihan dan kekurangan biodiesel. Kelebihan biodiesel Jika melihat manfaatnya, berikut adalah beberapa kelebihan biodiesel Biodiesel lebih ramah lingkungan karena dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sehingga menurunkan risiko pemanasan global. Biodiesel memiliki titik nyala yang lebih tinggi daripada bahan bakar fosil, sehingga dapat meningkatkan efisiensi pembakaran dan mengurangi kerusakan pada mesin. Dapat diproduksi secara berkelanjutan karena diproduksi dari sumber daya alami seperti minyak nabati, lemak hewani, dan minyak ikan, sehingga merupakan sumber daya yang dapat diperbarui. Biodiesel lebih mudah diuraikan sehingga tidak akan meninggalkan residu yang merusak lingkungan. Lebih murah karena bahan bakunya terdiri dari bahan alami seperti kelapa sawit, kedelai, dan jarak yang mudah ditemukan di Indonesia, Kelebihan tidak hanya dinikmati pengguna, tapi juga bisa memberikan pekerjaan kepada petani hingga produsen lemak hewani. Kekurangan biodiesel Selanjutnya, berikut adalah beberapa kekurangan dari bahan bakar ramah lingkungan satu ini Ketersediaan masih terbatas Memerlukan lahan yang luas untuk proses produksinya. Produksi biosolar memerlukan teknologi pemrosesan yang lebih kompleks daripada produksi bahan bakar fosil, sehingga memerlukan biaya dan waktu yang lebih banyak. Biodiesel memiliki energi kalor yang lebih rendah daripada bahan bakar fosil, sehingga dapat mengurangi efisiensi mesin dan jarak tempuh kendaraan. Produksi biodiesel dapat menyebabkan dampak negatif pada lingkungan jika tidak dikelola dengan baik, seperti penebangan hutan untuk perluasan lahan pertanian atau limbah dari proses produksi yang dapat mencemari lingkungan. Bisakah Membuat Biodiesel Sendiri di Rumah? Seperti yang disebutkan sebelumnya, biodiesel merupakan bahan bakar yang berbahan baku minyak nabati atau ternak hewan yang diperoleh dari reaksi esterifikasi atau transesterifikasi asam lemak juga trigleria. Karena itu, bahan bakar ramah lingkungan ini dapat diperbaharui yakni dengan cara dibuat. Bahkan, kita bisa membuatnya sendiri di rumah, lho. Bahan baku biodiesel bisa berupa minyak kelapa sawit, minyak dari kacang-kacangan seperti minyak kacang tanah atau minyak kacang kedelai dan minyak jarak pagar. Dari semua bahan-bahan nabati tersebut, minyak dari kelapa sawit lebih disarankan mengingat infrastruktur dan suprastrukturnya sudah ada di Indonesia. Selain itu, kualitas biodiesel dari minyak kelapa sawit jauh lebih baik dari pada minyak jarak dan minyak kacang-kacangan. Selain kualitasnya bagus dan dijamin ramah lingkungan, biodiesel dari minyak sawit juga tidak sulit untuk dibuat. Bahkan semua orang bisa membuatnya sendiri. Umumnya biodiesel sintesis dari ester asam lemak memiliki rantai karbon antara C6-C22. Sedangkan minyak kelapa sawit merupakan jenis asam lemak dengan rantai karbon C14-C20 sehingga berpotensi dikembangkan menjadi bahan baku biodiesel. Proses Pembuatan Biodiesel secara Umum Proses pembuatan biodiesel sendiri melalui proses transesterifikasi sebanyak dua tahap, kemudian dilanjutkan dengan pencucian, pengeringan dan filtrasi pada babak terakhir. Namun jika bahan bakunya berasal dari CPO, sebaiknya perlu melalui tahap esterifikasi terlebih dahulu. Proses transesterifikasi dilalui dalam dua tahap, tahap yang pertama mencampur Kalium Hidroksida KOH dan metanol CH30H dengan minyak sawit. Reaksi transesterifikasi yang pertama berlangsung selama dua jam pada suhu 58-65°C. Asam lemak menjadi bahan pertama yang dimasukkan ke dalam reaktor kemudian dipanaskan hingga mencapai suhu yang ditentukan. Reaktor ini dilengkapi dengan pemanas dan pengaduk. Selama proses pemanasan, pengaduk terus dijalankan. Saat mencapai 63°C nantinya campuran metanol dan KOH dimasukkan ke dalam reaktor dan waktu reaksi mulai dihitung. Pada akhir reaksi akan terbentuk metil ester dengan konversi sekitar 94%. Produk ini lalu diendapkan selama waktu tertentu demi memisahkan metil ester dan gliserol. Gliserol ini berada di lapisan bawah karena lebih berat dibandingkan metil ester. Usai proses transesterifikasi II selesai, pengendapan dilakukan kembali agar gliserol terpisah dengan metil ester secara sempurna. Pengendapan II ini biasanya lebih singkat daripada pengendapan I karena gliserol yang terbentuk lebih sedikit dan akan larut usai proses pencucian. Proses ini bertujuan untuk mengendapkan menghilangkan senyawa yang tidak diperlukan seperti sisa gliserol dan metanol. Pencucian ini dilakukan dengan suhu sekitar 55°C. selama tiga kali sampai pH campuran menjadi normal pH Kemudian dilanjutkan dengan proses pengeringan di mana bertujuan untuk menghilangkan air yang tercampur dalam metil ester. Proses ini memakan waktu selama 10 menit dengan suhu 130°C. Pada tahap terakhir dilanjutkan dengan proses pembuatan biodiesel yang merupakan filtrasi dengan tujuan menghilangkan partikel-partikel pengotor biodiesel yang terbentuk selama prose berlangsung. Biasanya partikel-partikel ini berupa karat yang berasal dari dinding reaktor, dinding pipa atau kotoran dari bahan baku. Dengan mudahnya proses produksi biodiesel, pemerintah mengharapkan masyarakat dapat dengan mandiri memproduksi biodiesel sendiri. Semakin banyaknya produksi biodiesel secara mandiri diharapkan dapat menggantikan ketergantungan masyarakat pada bahan bakar dari fossil. Tips dari Lifepal! Untuk membantu menjaga lingkungan, kamu bisa beralih menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan seperti biodiesel ini. Selain itu, pembakaran biodiesel juga lebih sempurna dibandingkan bahan bakar biasa. Hal ini membuat mesin mobil kamu jadi lebih awet dan tarikannya juga bagus. Biodiesel memang bisa lebih mahal, apalagi dengan harga BBM terbaru. Namun tentu ini akan sebanding dengan manfaatnya untuk lingkungan. Pentingnya Asuransi Mobil Jangan lupa untuk miliki asuransi mobil agar tidak mengalami kerugian finansial apabila terjadi risiko seperti kecelakaan hingga kehilangan akibat pencurian yang mungkin menimpa kendaraan kesayanganmu. Beli asuransi mobil di Lifepal bisa hemat hingga 25%. Sebelum mendapatkan manfaat asuransi mobil, kamu diharuskan untuk membayarkan sejumlah premi yang disesuaikan dengan jenis kendaraannya. Cek besaran premi asuransi mobil dengan kalkulator di bawah ini. FAQ Terkait Biodiesel Apa yang dimaksud biodiesel? Apa itu biodiesel? Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari bahan alami yang bisa diperbaharui seperti minyak nabati dan hewani. Bahan bakar ini adalah senyawa metil ester dari hasil proses esterifikasi atau transesterifikasi minyak nabati atau lemak hewani. Karena sifat fisiknya sama dengan minyak solar, biodiesel ini bisa dijadikan bahan bakar pengganti khususnya untuk kendaraan bermesin diesel. Apakah penting memiliki asuransi? Asuransi mobil memberikan ganti rugi atas risiko yang dapat menimpa kendaraan kesayangan kamu seperti tabrakan, tergelincir, bencana alam, bahkan hingga kehilangan karena pencurian. Adanya asuransi mobil akan mencegah kamu dari kerugian finansial apabila risiko tersebut terjadi. Dapatkan penawaran asuransi mobil All Risk yang tanggung kerugian kecil hingga besar hanya dari Lifepal.
Biodieseladalah bioenergi atau bahan bakar nabati yang dibuat dari minyak nabati, turunan tumbuh-tumbuhan yang banyak tumbuh di Indonesia seperti kelapa sawit, kelapa, kemiri, jarak pagar, nyamplung, kapok, kacang tanah dan masih banyak lagi tumbuh-tumbuhan yang dapat meproduksi Bahan Minyak Nabati (BBN) dan dalam penelitian ini bahan bakar
Tokyo - Jepang menyerukan upaya lebih jauh untuk memangkas emisi karbon dengan mendorong penggunaan energi terbarukan dan juga energi nuklir, meskipun pernah mengalami krisis pelelehan reaktor nuklir Fukushima tahun 2011. Benarkah Menguap Itu Pertanda Kita Sedang Lelah? Ini Penjelasan Ahli 5 Langkah Jitu Agar Pria Terpesona Melihat Kehadiran Anda Air di Satu Desa Ini Tiba-Tiba Berubah Jadi Pink, Ada Apa? Dikutip dari laman VOA Indonesia, Minggu 69/6/2019 laporan resmi mengenai energi, yang digunakan kabinet menyebutkan Jepang menghadapi tugas mendesak untuk mengurangi emisi karbon yang berasal dari layanan umum. Sebab itu semua sangat bergantung pada bahan bakar fosil, untuk mengganti kekurangan energi nuklir yang lebih bersih. Seruan itu muncul sementara reaktor nuklir Fukushima secara perlahan mulai dioperasikan kembali di tengah-tengah sentimen anti-nuklir sejak krisis Fukushima tahun 2011. Jepang menginginkan pengembangan lebih lanjut energi terbarukan dan menetapkan target 22 hingga 24 persen sambil mempertahankan penggunaan energi nuklir dengan level yang sama. Jepang juga bertekad untuk mengurangi emisi karbon 26 persen dari kadar tahun 2013, pada tahun 2030.
\n \nbahan bakar biodiesel yang disosialisasikan pada zaman penjajahan jepang adalah
F7czCZ.
  • f8s2q5ojv3.pages.dev/23
  • f8s2q5ojv3.pages.dev/60
  • f8s2q5ojv3.pages.dev/257
  • f8s2q5ojv3.pages.dev/167
  • f8s2q5ojv3.pages.dev/4
  • f8s2q5ojv3.pages.dev/359
  • f8s2q5ojv3.pages.dev/295
  • f8s2q5ojv3.pages.dev/11
  • f8s2q5ojv3.pages.dev/212
  • bahan bakar biodiesel yang disosialisasikan pada zaman penjajahan jepang adalah