Wayang kulit gagrak Surakarta juga memiliki daya tarik berupa proporsi fisik yang ramping dan panjang, serta tata sunggingnya menggunakan Hawancawarna atau berbagai macam warna. Di setiap ukiran, pahatan, bentuk, dan rupa dari Gagrak Surakarta berbeda-beda tiap tokohnya, yang juga membawa filosofi watak yang berbeda. Misalnya Raden Werkudara
Unsur ketiga ini adalah tokoh-tokoh yang terlibat di dalam cerita beserta dengan wataknya masing-masing, misalnya saja dalam unsur instrinsik cerita wayang Mahabharata seperti berikut: Pandawa ( Yudistira, Bimasena, Arjuna, Nakula, dan Sadewa) memiliki watak yang baik dan juga pemberani.
Sanghyang Narada sangat dipatuhi/disuyudi (Jawa) oleh siapa saja yang bergaul dengannya, karena keramahannya. Ia sangat alim, pandai dalam segala ilmu pengetahuan, periang, jujur, hatinya bening, pikirannya cerdas, senang bersenda-gurau, seorang prajurit dan pandita, sehingga mendapat julukan Resi. Baca Juga. Dewi Tunjungbiru. Pada suatu ketika saat Dewi Anjani sedang bermain dengan cupu, datang Subali dan Sugriwa ingin melihatnya. Karena tak diijinkan oleh Dewi Anjani, Subali dan Sugriwa mengadu kepada ayahnya. Suatu malapetaka terjadi. Dewi Indradi yang bersikap membisu saat ditanyakan asal- usul Cupu tersebut, dikutuk oleh Resi Gotama menjadi tugu batu, yang Parikesit dalam pewayangan Jawa Parikesit adalah putera Abimanyu alias Angkawijaya, kesatria Plangkawati dengan permaisuri Dewi Utari, puteri Prabu Matsyapati dengan Dewi Ni Yustinawati dari Kerajaan Wirata. Ia seorang anak yatim, karena ketika ayahnya gugur di medan perang Bharatayuddha, ia masih dalam kandungan ibunya. Lakon banjaran Kumbakarna ini dimulai dari kesedihan yang mendalam yang dirasakan oleh Begawan Wisrawa dan istrinya, Dewi Sukesi, karena anak mereka yang kedua juga lahir dalam bentuk raksasa. Anak ini diberi nama Kumbakarna. Sedangkan anak sulung mereka yang bernama Dasamuka juga berujud raksasa. Demikian pula anak ketiga, perempuan, ujudnya
Batara Surya Krama (Ngruna-Ngruni) Lakon ini menceritakan yang Batara Surya yang bertempat tinggal di KahyanganEkacakra menerima dua bidadari kakak beradik sebagai istrinya yang bernama Dewi Ngruna dan Dewi Ngruni. Sementara putri Batara Wisnu yang bernama Dewi Kastapidalam perkimpoiannya dengan burung Brihawan membuahkan dua telur.
gNXx.
  • f8s2q5ojv3.pages.dev/99
  • f8s2q5ojv3.pages.dev/384
  • f8s2q5ojv3.pages.dev/19
  • f8s2q5ojv3.pages.dev/109
  • f8s2q5ojv3.pages.dev/392
  • f8s2q5ojv3.pages.dev/315
  • f8s2q5ojv3.pages.dev/261
  • f8s2q5ojv3.pages.dev/265
  • f8s2q5ojv3.pages.dev/117
  • cerita wayang yudistira dalam bahasa jawa